Selamat hari buku nasional! Sudah berapa buku yang kamu rampungkan bulan ini? Dan, tipe pembaca apakah kamu? Kalau saya sih, polygamist reader heheh. Kecuali buku itu benar-benar memikat saya, maka akan saya baca sampai tuntas dulu.
Well, ngomong-ngomong, apa sih manfaat atau pentingnya buku untuk hari ini dan masa depan? Sebelum menjawabnya di sini, sebenarnya pertanyaan ini sempat ditanyakan oleh salah satu penerbit besar di Indonesia dalam rangka memperingati hari buku. Kalau kamu mau ikutan, masih ada kesempatan sampai besok. Menggiurkan banget hadiahnya. Pemenang pertama mendapat voucher buku sejumlah satu juta!
Banyak kutipan tentang buku atau baca buku dan setiap orang mempunyai favorit yang berbeda. Jadi, bisa disimpulkan kalau manfaat atau pentingnya berbeda pula pada masing-masing individu.
Bagi saya pribadi, buku adalah penghilang stres. Saat saya ditekan oleh deadline pekerjaan, membaca sejenak bisa jadi obatnya. Dan, ajaibnya saya kembali fokus. Selain membuatmu keren, karena menambah wawasan, dengan membaca saya bisa menambah kosakata dan meningkatkan kreativitas dalam menulis. Saya percaya kalau menulis tidak hanya bermodal imajinasi. Kemudian, buku adalah hiburan yang asyik saat bepergian. Pasalnya, tidak akan mengurangi batrei ponsel. Saya membaca di tempat umum tidak bermaksud menunjukkan kalau saya kutu buku, tapi ingin mendapat kesempatan bertemu sesama pecinta buku. Saya pun sudah mengalaminya sebanyak empat kali. Kami akhirnya larut dalam perbincangan seru sekaligus mendapat rekomendasi. Jadi, dapat disimpulkan kalau buku memudahkan interaksi sosial antara dua orang yang belum pernah mengenal sebelumnya. Terakhir, buku adalah sesuatu yang dapat saya percayai lebih dari internet dalam hal informasi. Buku jauh dari kata hoax. Buku non fiksi memberikan pengetahuan akurat, sementara buku fiksi menyuguhkan permasalahan serta penyelesaian yang mungkin layak diadaptasi di kehidupan sehari-hari.
Nah, kalau untuk masa depan, saya pikir secara umum lebih ke kesehatan. Dari referensi yang pernah saya baca, membaca buku setidaknya 10 menit per hari dapat mencegah penyakit Alzheimer dan Demensia yang belum ada obatnya. Alangkah mudah ya sebenarnya, hanya dengan membaca. Sayangnya, minat baca di Indonesia masih sangat kurang. Namun, saya sepakat dengan kutipan--yang entah siapa pencetusnya, kalau semua orang pada dasarnya suka membaca, hanya saja belum semua menemukan seleranya. Masih dari segi kesehatan, membaca juga meningkatkan kualitas memori selain dengan mempelajari bahasa.
Sementara khususnya, buku adalah peninggalan yang masih relevan di sepanjang zaman, tidak seperti emas. Seseorang yang membaca buku A di tahun 2017, nilainya sama dengan yang membaca di tahun 2030. Meski pengetahuan terus berkembang, tapi membaca versi terdahulu membuat seseorang berpikir lebih kritis, karena ada dua hal yang dibandingkan. Selanjutnya, buku mampu mengabadikan hal berharga dari sebuah negara, seperti: dongeng atau cerita rakyat dan kekayaan negeri yang lain. Jadi, membacalah agar kamu bisa mempertahankan apa yang seharusnya menjadi negaramu! Kalau untuk anak-anak, buku layaknya guru sejarah yang menyenangkan. Saat orangtua kebingungan menjawab pertanyaan anak tentang suatu hal, sodori saja buku agar membacanya sendiri, tentu sambil dibimbing.
Merangkum bahasan di atas, manfaat atau pentingnya buku ada dua yakni hari ini dan masa depan. Untuk masa depan, dibagi lagi menjadi dua meliputi umum yang mencakup kesehatan dan khusus yang mencakup tentang mengabadikan data untuk generasi yang akan datang.
Just an intermezzo. Setiap hal memiliki plus minus. Kelebihan buku atau membaca sudah dijabarkan di atas, lantas apa kekurangannya? Tidak ada sih. Hehe. Hanya saja tetap mengatur porsi serta posisi membaca agar mata tidak bermasalah. Ketika dirasa pening di sekitar mata, alihkan sebentar dari buku, lalu pandang objek kehijauan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H