Lihat ke Halaman Asli

Wacana Pembangunan Embung di Bantul Untuk Cegah Banjir

Diperbarui: 23 Maret 2019   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com

Belakangan ini, hujan besar yang melanda Daerah Istimewa Yogyarta telah mengakibatkan banjir dan tanah longsor di sejumlah tempat. Salah satunya adalah di makam raja-raja Imogiri, Bantul.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta pembangunan embung sebagai antisipasi banjir dan tanah longsor terutama di wilayah Kabupaten Bantul.

Raja Kraton Ngayogyakarta ini melihat bencana banjir tidak lepas dari luapan dua sungai besar, yakni Sungai Oya dan Opak saat hujan. Sementara belum ada upaya untuk mengurangi debit kedua sungai tersebut, misalnya dengan membuat embung.

Lebih lanjut, Sultan memaparkan embung yang dibangun nantinya juga tidak hanya menampung luapan air sungai, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai irigasi untuk persawahan. Karena itu ia meminta segera mencarikan lahan yang cocok untuk dibangun embung.

Tidak perlu umbung yang mewah, tetapi bisa menampung banyak. Ia mencontohkan Embung di Nglanggeran Patuk Gunungkidul sudah lima tahun cukup kuat meski hanya dengan terpal. Jika terjadi kerusakan terpal justru mudah diperbaiki.

Sultan juga meminta organisasi perangkat daerah (OPD) mengidentifikasi kembali lokasi-lokasi yang mudah longsor. Selama ini, Sultan mengaku Bantul timur yang sering terdampak bencana baik longsor maupun banjir. Tidak dengan Bantul bagian barat, kecuali pohon tumbang.

Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) DIY segera menindaklanjuti dengan membuat kajian karena butuh penyesuaian dengan tipografi dan kondisi geologisnya.

Embung memiliki fungsi menahan air sementara supaya tidak mengalir ke sungai atau mengurangi debit air sungai sekaligus untuk kebutuhan lain seperti pertanian. Embung membutuhkan lahan yang luas sehingga kemungkinan besar yang paling mudah dibangun di lahan Sultan Grond (SG).

Keprihatinan atas tanah longsor ini juga ditunjukan oleh salah seorang tokoh lokal di Yogyakarta, Bambang Soepijanto. Ia mendukung rencana sultan untuk membangun embung, karena embung dapat menampung air dan mencegah banjir ataupun tanah longsor.

Selain itu, menurut pria yang tengah maju sebagai calon anggota DPD DIY ini, tampungan air di embung dapat digunakan warga sebagai irigasi ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline