[/caption]
[/caption]
Hari ini tanggal 22 Oktober, hari sitimewa bagi Kompasiana dan kompasianer. Jangan kaget dan jangan bingung jika saya mengatakan demikian. Pun jangan sampai melongo keheranan penuh ketidakpercayaan gegara ucapan magis saya ini, apalagi sampai semaput. Santai dan baca saja sampai tuntas. Jika usai membaca nanti tidak ada yang aneh atau sama sekali tak mendapati sesuatu yang membuat heran, ya jangan kecewa apalagi marah. Siapa suruh manut membaca sampai selesai? Wkwkwkwk.....
Mungkin ada yang menaruh rasa curiga bahwa kesitimewaan tanggal 22 Oktober adalah terkait dengan Hari Ulang Tahun Ke-5 Planet Kenthir yang jatuh pada hari ini (kenapa bisa jatuh siiiihh). Meskipun dugaan itu tak sepenuhnya salah, sebaiknya pungut lagi rasa curiga itu, lalu buanglah pada tempatnya. Terserah mau dibuang di mana, atau dibawa ke mana kaki melangkah pun tak apa. Sepenuhnya hak anda!
Wahai saudara-saudariku sebangsat dan setanah air... (yang tidak bangsat, tidak wahai). Adalah benar bahwa hari ini tahun ke-5 Planet Kenthir berdiri. Sudah lama yak.... tapi masih lebih lama Nyonya Meneer, yang sudah berdiri sejak tahun 1919. Apa tidak pegal tuh kaki si nyonya berdiri selama 96 tahun? Ah, tak perlu kita pikir.
Entah berdasarkan apa tanggal 22 Oktober dijadikan sebagai hari ulang tahun Planet Kenthir. Kenapa juga penentuan tanggal tersebut tidak lantas ada ormas yang berkirim surat cinta kepada presiden. Kita tak perlu cari jawabannya. Percuma!
Istilah Hari Ulang Tahun.... hmmm... Adakah kita menyadari bahwa itu merupakan istilah yang aneh? Mana ada ‘tahun’ berulang? Kalau bulan, hari, jam, menit & detik masih bisa. Ini tahun, coy.... tahun...! Tapi sudah ah, lah wong sudah kadung terbiasa menyebut ulang tahun untuk memperingati hari jadi atau hari lahir atau milad.
Kita balik ke topik.
Sungguh merupakan keterluan yang luar biasa jika saya mengatakan tanggal 22 Oktober adalah hari yang sitimewa hanya karena Ultah Planet Kenthir. Apa sih Planet Kenthir? Semata sebuah komunitas di Kompasiana? Jika syarat komunitas adalah memiliki SOP berikut tetek bengek (bayangin ada tetek sampe bengek itu bijimana?), jelas klaim Planet Kenthir sebagai komunitas akan gugur dengan sendirinya, terutama dalam pandangan admin Kompasiana. Bagaimana kalau disebut gerombolan? Tidak juga, karena sebuah gerombolan pasti punya struktur organisasi, minimal ada pemimpinnya. Lantas... lalu... kemudian... Menurut irit (baca: hemat) saya jika ada yang menyebut Planet Kenthir sebagai ‘kerumunan’, lumayan layak lah. SOP tiada, pemimpin tak punya, tapi sekali -tepatnya, seringkali- waktu bisa berkumpul dan membuat Kompasiana gegap gempita binti gaduh. Betapa sebuah kerumunan yang hebat! *tepok bokong
Mungkin kelompok seperti ini yang disebut Organisasi Tanpa Bentuk oleh mbah Harto. Serba tidak jelas. Datang tak diundang, pulang tak berkutang, demikian menurut seorang filsuf bernama AA Bekantan.
Sitimewanya dimana?
Beginilah kalau telat obat, seringkali ngelantur. Baiklah, kita balikin laptop.