Lihat ke Halaman Asli

Hamzet

Keterangan Profil harus diisi

Penyakit PNS

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: elesen4446.blogspot.com

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="sumber gambar: elesen4446.blogspot.com"][/caption]

Beberapa hari ini saya merasa susah banget untuk menulis. Lagi paceklik tulisan. Sebenarnya banyak ide yang siap ditumpahkan, namun kesempatan dan pikiran yang sedikit kacau membuat saya tak menulis-nulis juga. Tentang hape,  sms gelap, anggur Probolinggo, Semipro (Seminggu di Probolinggo), Kongres PSSI, pensil, buku, dan lain-lain. Oh ya, pengen nulis fiksi juga. Namun tak satu pun yang kesampaian dan momentumnya sudah lewat. Hadeuuuhhh.......  Dasar pemalas!!!

Selagi ada topik "PNS Tidak Efektif?" di Kompasiana, saya paksa dan sempat-sempatkan menulis. Begini ceritanya (oalaaahhhh... kok malah cerita?).

Lima hari lalu, tepatnya 4/7/2011 saya menerima sebuah pesan singkat dari seorang teman. Isinya sih humor a la sms, tapi mengandung sebuah sindiran satire yang sarat makna. SMS itu benar-benar membuat saya tersenyum manis, kecut, asem dan asin rasanya. Persis seperti rasa sebuah permen. Walaupun hanya dimaksudkan berbagi canda, bila ditelaah lebih jauh isi sms itu memang mengungkap realita yang terjadi saat ini. Saya bukan hendak mendiskreditkan suatu profesi tertentu. Sama sekali tidak. Apalagi pesan singkat yang saya tulis di sini juga tegas-tegas menuding diri saya yang seorang PNS. Bisa dibilang tulisan ini otokritik juga lah. Selengkapnya isi SMS itu sebagai berikut: Penyakit paling berbahaya bagi Pegawai Negeri Sipil  di Tahun 2011, adalah:...

  1. GINJAL=Gaji Ingin Naik tapi kerJA Lamban
  2. RADANG PARU=RAjin DAtaNG tapi PulAng buRU-buru
  3. BATUK=BAwaannya nganTUK saat kerja
  4. JANTUNG=Jarang mAsuk kanTor tapi terUs Ngarep Gaji
  5. FLU=Facebookan muLUuuu...

Nah mari kita breakdown (halah sok-sok tinggi bahasanya) satu persatu:

  • Gaji ingin naik tapi kerja lamban. Gaji yang diterima setiap bulan terasa kurang bisa memenuhi kebutuhan hidup. Duduk anteng di depan TV menyimak berita rencana pemerintah yang akan menaikkan gaji aparatnya. Pun begitu jika membaca berita di koran. Cepat-cepat ambil stabilo dan menyiarkan berita kepada rekan se ruangan. Bahkan jika perlu difotokopi (mau dikasih pigura trus dipajang di ruang tamu, mungkin). Tapi kerja ogah-ogahan. Itu pun masih nunggu perintah atasan. Unsur Prakarsa di DP-3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) seakan tidak begitu penting.
  • Rajin datang pulang buru-buru. Baru saja menclok di kursi, hasrat ingin pulang segera memenuhi pikirannya. Tumpukan tugas di meja hanya dibongkar-bongkar sekilas. Setelah itu melirik jam dinding atau arloji di lengan. Banyak alasan bisa dibuat untuk yang satu ini. Ada tukang di rumah, lupa matiin kompor, bayar listrik, bayar air, ada sodara datang, tetangga meninggal... atau apalah. Jika di tulis di sini bakal menyita tempat.
  • Bawaan ngantuk saat kerja. Ini saya banget. Apalagi jika semalaman sibuk ngompasiana atawa chatting. Don't try this bad habit!!!. Bagaimana mau kerjaan beres jika kondisi badan lemah bin ngantuk? Tapi jika diberi tugas ke 'daerah' dan bawa roda 4, saya seolah sedang mendapat durian runtuh. Dengan senang hati saya jalankan tugas. Bisa molor mendengkur dari berangkat sampai tiba ke tempat tujuan. Asal jangn disuruh nyetir, bisa cepat sampai di UGD secara saya belum lihai + ngantuk!
  • Jarang masuk kantor tapi terus ngarep gaji. Sifat dasar manusia mau enak, ogah capek. Adakah yang seperti ini? Ada!. Masuk kerja tanggal muda doang. Cari obyekan di luar karena desakan ekonomi, alasannya. Bergantung kepada gaji tidak mungkin, karena gaji dedel duel dan bersisa cuma 30% akibat dipotong angsuran bank, koperasi de el el. Masih untung (sudah sengsara, masih untung juga) gaji tidak minus. Petugas gajinya pasti dibuat linglung 7 keliling lapangan sepakbola bila harus nekori gaji minus.
  • Facebookan mulu. Nah ini dia... penyakit baru. Saya mengidap ini? jujur saja, YA! tapi tidak sering-sering amat kok. Jika pun akun FB saya nampak on, coba saja dicek. Ada sahutan, tidak? Buktikan sendiri deh. Apalagi di tempat saya Pask Wakil Bupati mengimbau agar tidak ber-facebook-ria selama jam kerja.

Tapi percayalah, tidak semua PNS terjangkiti penyakit-penyakit di atas. Masih banyak PNS yang bekerja dengan profesional dan bersemangat tinggi. Masih di kompleks tempat saya juga, ada beberapa orang yang bekerja melampaui ketentuan jam kerja. Bahkan hari libur pun mereka masih asyik bekerja. Tak ayal para workaholic ini disebut sebagai doktor alias monDOK di kanTOR. Saya sadar, saya sendiri masih belum profesional dalam bekerja. Apalagi soal kedisiplinan, masih jauh dari layak untuk disematkan di dada saya. Saya berharap dengan menuliskan hal ini ada perubahan di diri saya. Tentu akan lebih bersyukur bila juga bermanfaat untuk orang lain. Sepenuh cinta hamzet, 090711

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline