Lihat ke Halaman Asli

Hamzet

Keterangan Profil harus diisi

(FFK) Pergulatan Chiara

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terhempas Gelombang (sumber: http://www.amulet.in.th/forums/images/1449.jpg)

[caption id="" align="aligncenter" width="522" caption="Terhempas Gelombang (sumber: http://www.amulet.in.th/forums/images/1449.jpg)"][/caption]

Malam semakin larut. Desir angin lembut menyisir pantai. Chiara baru saja selesai belajar. Ia rapikan buku-buku dan alat tulis kemudian memasukkan ke dalam tas biru mudanya. Berkali-kali ia menguap menahan kantuk yang sedari tadi menyergapnya. Serasa tak kuat lagi melawan luapan kantuk, ia rebahkan tubuhnya di atas sofa begitu saja. Belum lagi ia terlelap, terdengar teriakan-teriakan diluar. Lamat-lamat terdengar teriakan dan hiruk-pikuk di luar.

"Gempa... lagi... gempa.... Semua keluaaarrr..... keluaaaar... cepat...cepat... gempaaa... lagi....!"

Teriakan-teriakan itu memaksanya untuk bangkit. Namun belum sempurna ia berdiri, tubuhnya terasa oleng dan jatuh terjengkangke atas sofa. Lampu yang menggantung di atasnya bergerak pelan ke kiri-kanan. Sejenak kemudian ia merasa terayun, persis kejadian sore tadi. Buku-bukunya di atas lemari kecil merosot dan jatuh berhamburan.

"Ibu...ibu... gempa bu... gempa....", ia berteriak keras di pintu kamar ibunya yang sedikit terbuka.

"Apa....? cepat keluar... lewat pintu belakang....", sahut ibu terlonjak kaget.

"Baik bu... adik tidur di mana? di kamar tidak ada!", teriak Chiara mencari adiknya yang sering juga tidur di kamarnya.

"Ini sama Ibu... , biar ibu yang bawa adikmu. Cepat... lewat belakang". Kembali ibunya mengingatkan.

Chiara berlari menuju pintu belakang. Dibukanya pintu lebar-lebar. Sementara ibunya mengikuti dari belakang. Di luar rumah terlihat tetangga berlarian menuju lapangan bola yang berjarak dua rumah dari rumah Chiara. Tiba-tiba goyangan kembali terasa. Kali ini lebih kuat diikuti padamnya listrik.

'Chiara......... tunggu", teriak ibu Chiara.

Chiara menghentikan langkah dan meraih tangan ibunya. Mereka berjalan beriringan. Kilatan lampu-lampu senter warga yang hilir mudik membuatnya sedikit terbantu melihat permukaan jalan tanah menuju lapangan bola.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline