Lihat ke Halaman Asli

Hamzet

Keterangan Profil harus diisi

Abu Vulkanik Bromo Guyur Tapalkuda

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai hari ini Jumat (24/12) Gunung Bromo masih menyemburkan abu vulkanik. Jika beberapa waktu lalu semburan Bromo hanya terasa di Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang, sejak tiga hari lalu menghujani daerah yang lebih luas.  Perubahan arah dan kekuatan embusan angin menggiring abu vulkanik menebar kemana-mana. Masyarakat Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Jember, Sidoarjo, Surabaya dan tiga dari empat Kabupaten di Pulau Madura  kebagian  merasakan guyuran material dari gunung api dengan tinggi 2.392 meter dpl ini.

Sontak dalam tiga hari ini ada pemandangan aneh di Probolinggo. Warga seperti menjadi dokter bedah dadakan. Kemana-mana, terutama dalam beraktivitas di luar rumah, mereka mengenakan masker untuk melindungi saluran pernapasan dari menghirup abu berwarna coklat kemerahan muntahan Gunung Bromo. Warna material  tersebut menurut Gede Suantika, Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG Bandung menandakan bahwa abu vulkanik Bromo banyak mengandung Silikat.

Silikat -beberapa media menyebut Silika- adalah Silikon dioksida (SiO2) dan merupakan mineral kuarsa. Mengirup silika dapat menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan terutama pau-paru. Penyakit ini  dalam istilah kedokteran Silikosis. Pemerintah setempat, Kabupaten dan Kota Probolinggo melakukan tindakan antisipatif untuk mengurangi kemungkinan warganya terpapar penyakit ini dengan menyediakan masker secara gratis di puskesmas-puskesmas dan rumah sakit di wilayahnya. Selain itu membaginya di lembaga-lembaga pendidikan dan beberapa titik tertentu. Pemerintah Daerah juga mengimbau warga agar mengurangi aktivitas di luar rumah sekira tidak perlu.

Sementara itu atap-atap bangunan, dedaunan pohon-pohon dan jalan-jalan tampak kusam tertutup abu vulkanik. Tebaran abu beterbangan bila tertiup angin atau ada kendaraan melintas. Warga yang bermukim di sekitar Gunung Bromo merasakan dampak yang lebih berat. Ketebalan abu mencapai 20 cm. Akibatnya, banyak tanaman petani khas pegunungan, sayur mayur, rusak parah dan terancam gagal panen. Hotel-hotel dan restoran di sekitar objek wisata Gunung  Bromo memilih tutup sementara. Namun objek wisata Bromo sendiri masih dibuka sehingga wisatawan masih bisa menyaksikan fenomena alam erupsi Bromo dengan catatan tidak boleh turun ke Lautan Pasir atau cukup dari jarak 3 km saja dari kawah.

sumber: www.id.wikipedia.org, www.kompas.co.id, www.berita8.com, www.probolinggokab.go.id, www.beritajatim.com, Radar Bromo, Harian Surya.

Hamzet; 241210

Mohon maaf bila reportase ini carut-marut....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline