Perkembangan Kaligrafi dan Fungsinya dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia
Perkembangan agama Islam di Indonesia memiliki banyak faktor pendukung yang membuat masyarakat dapat dengan mudah menerima ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah tulisan indah yang biasanya berisikan ayat-ayat suci Al-Quran atau biasa disebut sebagai kaligrafi.
Dalam perkembangannya kaligrafi juga dapat dikatakan sudah cukup tua. Kata kaligrafi berasal dari kata 'kallos' yang berarti indah dan 'graph' yang berarti tulisan, dengan demikian kaligrafi dapat diartikan sebagai tulisan yang indah.
Di antara para ahli, penyebutan untuk kaligrafi ini memiliki perbedaan, karena ada ahli yang menyebut "kaligrafi Arab" , ada pula ahli yang menyebutnya "kaligrafi Islam". Disebut demikian karena kaligrafi ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah Islam. Permulaan dari kaligrafi ini juga memiliki banyak pendapat yang beragam dari para ahli.
Sejarah Kaligrafi Arab
Para sejarawan mengatakan bahwa kaligrafi memiliki asal-usul yang berbeda-beda, ada yang berpendapat bahwa kaligrafi sudah muncul dan pertama kali ditemukan pada relief makam-makam raja terdahulu yang banyak ditemukan di Abidos. Sejarawan lain juga ada yang berpendapat bahwa kaligrafi pertama kali muncul dan ditemukan di kawasan Sungai Nil.
Sementara untuk sejarah kaligrafi Arab sendiri muncul sejak masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan. Kaligrafi muncul pertama kali pada saat khalifah Utsman bin Affan berupaya untuk mengumpulkan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang kemudian akan disusun menjadi mushaf.
Pada masa Utsman bin Affan kaligrafi mulai mengalami perkembangan pada cara dan gaya penulisannya. Perkembangan ini bertujuan agar umat muslim tertarik untuk membaca dan mempelajarinya . Namun, pada masa Utsman bin Affan, kaligrafi hanya diterapkan pada ayat suci Al-Qur'an saja.
Dari sinilah kemudian kaligrafi mulai dikenal sebagai warisan seni Islam yang menunjukkan perkembangan dan kemajuan peradaban Islam dalam segi budaya dan keilmuan.
Sejak perkembangannya dari zaman Utsman bin Affan hingga sekarang, barulah kaligrafi dibuat tidak hanya ayat suci Al-Qur'an saja, kaligrafi juga mencakup kalimat hadits-hadits Nabi Muhammad Saw, syair, hingga kalimat-kalimat mutiara berbahasa Arab.
Kaligrafi juga biasanya diukir dengan indah pada sejumlah media, seperti kanvas, tembok, dan kertas. Membuat kaligrafi Arab tidak dapat dilakukan dengan sembarangan, melainkan di dalamnya memiliki beberapa pola dan aturan yang ditentukan dengan ketat. Rumus dasar dari kaligrafi ini dikenal dengan nama al-Kath al-Mansub (kaligrafi standar).