Lihat ke Halaman Asli

Hamzah_asyrf

Mahasiswa Universitas Jember S1 ilmu hukum

Mahasiswa KKN UNEJ Gandeng Penjahit Dorong Digitalisasi Marketing dan Buat Inovasi Produk Manfaatkan Sampah

Diperbarui: 29 Agustus 2021   19:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. proses pemasukan kain perca (dokpri)

Mahasiswa Universitas Jember melakukan pengadian kepada masyarakat dalam bentuk program Kuliah Kerja Nyata Back to Village 3 (KKN BTV 3) yang dilakukan secara mandiri oleh setiap mahasiswa di kampung halamannya masing-masing, mengingat KKN ini dilakukan pada saat pandemi Covid-19 dan sedang dilakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

KKN BTV 3 dibagi menjadi beberapa kelompok yang salah satunya yakni kelompok 72 dengan Dosen Pembimbing Lapang (DPL) dr. Adelia Handoko, M.Si., dalam kelompok tersebut terdapat seorang mahasiswa yang melakukan KKN di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar yakni Hamzah Akmal Najib Asyrofi dari Fakultas Hukum Universitas Jember, dengan mengangkat tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19. Program KKN BTV 3 ini dilaksanakan mulai tanggal 11 Agustus 2021 hingga 9 September 2021.

Di Kelurahan Karangtengah terdapat penjahit yang telah membuka usahanya sejak tahun 1974 akan tetapi karena tidak efektifnya penggunaan media internet sebagai media pemasaran usaha ini hanya dikenal pelanggan tetapnya saja. Bapak Mahmudi salah satu penjahit di Kota Blitar mengaku garapannya tak seramai seperti biasanya.

“Garapan ada, tetapi tidak sebanyak sebelum adanya pandemi ini. Dulu paling banyak garapan baju sekolah, kantor, dan PDL organisasi, karena sekarang sepi badge yang saya siapkan untuk stock PDL ya jadi nganggur” jelas Bapak Mahmudi.

Dikesempatan yang berbeda, Zainal anak Bapak Mahmudi yang juga berprofesi sebagai penjahit memiliki permasalahan yang sama dimana garapannya juga sepi di masa pandemi ini. 

Di sudut ruang jahit tersebut terdapat satu karung besar berisi kain perca berbagai ukuran yang biasanya ada yang membutuhkan untuk menambal baju dan kain lap. Namun, penggunaan tersebut tidak bisa langsung mengurangi sampah kain yang ada sehingga kain-kain yang tersisa berakhir di pembuangan atau dibakar.

Berdasarkan permasalahan tersebut program kerja yang dilaksanakan oleh Hamzah yaitu pembuatan inovasi produk yang memanfaatkan limbah kain perca. 

Metode pelaksanaanya dilakukan secara bertahap mulai dari tahap observasi yang bertujuan untuk menilai permasalahan-permasalahan yang dihadapi selama pandemi, tahap produksi yang bertujuan untuk mengimplementasikan ide inovasi produk, dan pelatihan pemasaran yang bertujuan untuk mencari cara paling efektif untuk memasarkan produk melalui media internet. 

Pelaku usaha juga diberikan pendampingan pelatihan mengenai pentingnya merek dan branding, inovasi pengemasan produk, penyediaan konten digital marketing yang menarik, dan strategi digital marketing yang baik agar produk yang dijual tersebut memiliki pasar yang luas dan menarik di mata konsumen.

Inovasi produk yang dibuat oleh Hamzah Akmal adalah Re-Cyclebag. Inovasi ini tercipta dari penggabungan konsep Eco-Brick dan Beanbag. Seperti yang kita tahu Beanbag saat ini merupakan furnitur yang saat ini sedang diminati, sehingga inovasi ini berbentuk Beanbag, namun dengan isian kain perca. 

Guna mengefektifkan penggunaan kain perca agar tercipta banyak produk, kain-kain yang masih lebar dapat dijahit menjadi produk yang lain seperti masker kain dan totebag lalu sisa potongan kecilnya baru digunakan untuk isian Re-Cyclebag. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline