Olos adalah makanan Khas Tegal yang dibuat menggunakan tepung dan dibentuk bulat sepeti bola, lalu bulatan itu di isi dengan kembang kol, bawang dan cabai rawit. Lalu digoreng hingga adonan bulatan mengeras. Sehingga dimakan terasa pedas karena isi dari bulatan Olos itu adalah cabai rawit. Konon, makanan ini dibuat oleh masyarakat Desa Jatirawa, kecamatan Tarub.
Mungkin kita khususnya masyarakat Tegal sudah sangat mengenal makanan olos ini. Namun Olos ini belum begitu terkenal di luar Tegal. Saya memliki gagasan mengenai Olos agar dikemas dan di inovasikan lebih menarik. Bahkan bisa dijadikan oleh-oleh khas Tegal. Berikut beberapa inovasi Olos yang bisa di terapkan bagi calon wirausahawan :
1. Jenis Olos
Dari jenisnya saya membagi menjadi 3 jenis yaitu Olos siap goreng, Olos warna rasa, dan Olos minimalis. Olos siap goreng adalah olos setengah matang yang siap disajikan setelah digoreng, ini bisa membuat olos menjadi tahan lama. Olos warna rasa yang dimaksud disini adalah perubahan olos yang dasarnya putih kita rubah menjadi hijau dan merah. Karena olos ini merupakan makanan yang identik dengan pedas maka tepugnnya diberi pewarna dari cabai hijau dan cabai merah. Sedangkan untuk Olos minimalis yakni olos dengan ukuran yang lebih mini bisa seukuran kelereng. Inovasi lain yaitu dengan menambahkan level kepedasan Olos. Selama ini kita membeli Olos di pinggir jalan tingkat kepedasannya sama. Rasa pedas ini bisa di variasikan dari level 1, 2, 3 dan seterusnya.
2. Kemasan
Kemasan perlu adanya perubahan yang semula di wadahi menggunakan kertas, bisa menggunanakan plastic yang dikompres untuk olos yang setengah matang. Dan untuk olos yang sudah matang atau olos mini bisa dikemas ke dalam cup atau wadah seperti popmie. Dan pada wadah tersebut bisa diberi lebel atau gambar tentang Olos.
3. Pemasaran
Saran saya para pengusaha kafe di Tegal baik yang memiliki cabang di Tegal ataupun luar Tegal harusnya menyediakan menu Olos, hal ini bisa sekaligus menambah nilai promosi kepada masyarakat yang kurang mengenal Olos. Dan yang saya sayangkan dalam menu di warteg yang notabene khas Tegal tidak terdapat Olos. Sehingga sebaiknya para pengusaha warteg selain menyediakan gorengan, juga menyediakan Olos sebagai menu.
Konsep di atas juga bisa diterapkan ke makanan khas Tegal lainnya seperti Tahu Aci. Dengan beberapa gagasan di atas harapannya kearifan local khas Tegal bisa dikenal ke seluruh Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H