Kuliah online bagi sebagian orang adalah malapetaka yang menyusahkan. Tapi bagi saya yang masuk ke golongan mahasiswa setengah pekerja, ini merupakan momen blessing in disguise. Bayangkan, dengan kuliah online, saya bisa magang, rutin menerima job freelance, serta kuliah dalam satu semester sekaligus. Rasanya kalau bisa saya ingin kuliah online sampai lulus.
Namun tak semua orang beranggapan sama dengan saya tentang kuliah online, dan itu tidak masalah. Sebab, tak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan meraih blessing in disguise ini sarat akan peran kampus. Kalau kampusmu gagap pada situasi genting selama pandemi Covid-19, saya yakin mahasiswa bakal kelabakan.
Pemakluman saya tak lain berkat curhatan kawan-kawan dari berbagai kampus yang dengan kuliah online ini malah semakin menderita.
Entah karena tugasnya semakin banyak, masalah model pembelajaran yang membingungkan, sampai masalah kangen teman sepermainan. Tapi saya ingin membagikan alasan dan kesan, mengapa saya sampai yakin ingin kuliah online sampai lulus.
Kampus Sadar Kekurangan Teknologinya
Saat zaman kuliah normal, mau input krs saja sistem sering down. Tapi berkat tuntutan kuliah online, kampus jadi sadar akan kekurangannya. Mungkin tidak semua, tapi setidaknya UMY tempat saya kuliah. Sebab UMY sejak awal langsung gaspol membuat aplikasi berbasis web dan mobile bernama MyKlass yang membuat pembelajaran online mudah. Setahun lebih kuliah online, rasa-rasanya sistemnya down itu bisa dihitung dengan jari.
Ditambah lagi tampilannya user friendly, biasanya kan portal kampus tu entah disengaja atau tidak gayanya oldskool alias kaku sekali. Syukurlah berkat pandemi kampus saya jadi sadar akan kebutuhan estetika portal pembelajaran, di samping kualitas servernya yang semakin baik.
Dosen dan Mahasiswa Jadi Lebih Adaptif
Kuliah online sebenarnya merupakan sesuatu yang tidak benar-benar direncanakan. Semuanya harus buru-buru adaptasi. Tapi begini, kalau dosennya saja bingung tentang model pembelajarannya, bagaimana para mahasiswa. Memang sih, ada beberapa dosen yang sejak dulu sudah inovatif, tapi sebagian ini nampak gelagapan dengan teknologi.
Maka dari itu, saya merasakan betul bagaimana Covid-19 ini membantu akselerasi kemampuan memanfaatkan teknologi sebagian dosen yang sebelumnya minim inovasi. Saya dan kawan-kawan mahasiswa pun belajar beradaptasi. Termasuk dalam hal menyiasati tugas yang sulit, presensi, dan berbagai perkara menyusahkan lainnya haha.
Dosen Jadi Lebih Luwes Berkomunikasi Online