Lihat ke Halaman Asli

Aku Pilih Bank Syariah, Karena Masa Depan

Diperbarui: 4 Juni 2017   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompasiana.com, dan sedikit dimodifikasi

Perkenalan penulis dengan bank syariah, berawal saat belajar di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura. Saat itu, penulis mendapatkan edukasi tentang bank syariah dari Kepala Cabang Bank Syariah Mandiri Pamekasan, tepatnya di tahun 2008.  

Acara tersebut, sebagai bekal pengenalan keuangan berbasis non-ribawi, yang diberikan kepada santri kelas akhir TMI (Tarbiyatul Muallimien Al-Islamiyah) Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep Madura. Semenjak itulah, penulis bertekad untuk berbank syariah, sembari mendalami ilmunya.

Tentu, niatnya sangat sederhana, yaitu demi masa depan. Khususnya, masa depan sesudah kematian. Karena, Allah Swt akan memberi azab yang pedih kepada para pelaku, memakan, penyaksi dan penulis ribawi.

Dan di bank syariah, transaksinya Insya-Allah telah sesuai dengan apa yang ada di dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Sehingga, dengan berbank syariah, hidup akan lebih tenang, dan lebih-lebih menjaga diri dari sengatan api neraka.

Maka dari itu, yuk kita mulai dari diri kita sendiri untuk berbank syariah, sebagai salah satu bentuk aksi “Aku Cinta Keuangan Syariah”. Sehingga, dengan memulai dari diri sendiri, akan menular pada keluarga kita, saudara kita, tetangga, dan masyarakat yang ada di sekitar kita.

Pertama Kali Berbank Syariah

Penulis masih ingat, pertamakali membuka rekening bank syariah ialah di Bank Muamalat Indonesia. Tapi tidak buka di kantor Bank Muamalat Indonesia. Akan tetapi, penulis buka di Kantor pos.

Kalau tidak khilaf, produk yang saya pilih adalah produk Tabungan Shar’e. Di mana, pada waktu itu Bank Muamalat Indonesia bekerjasama dengan PT Pos Indonesia (Persero).

Setelah kartu ATM diberikan, lantas penulis masukkan ke dalam dompet. Tentu, masuknya ATM Bank Muamalat sebagaiPerbankan Syariahpertama di Indonesia, menjadi kata kunci beralihnya penggunaan bank konvensional ke syariah.

Dalam artian, semenjak itu penulis menjadi seorang muallaf di bank syariah. Karena, itu merupakan pertamakali berbank syariah selama hidup. Dan semenjak itu timbul perasaan“Aku Cinta Keuangan Syariah”yang kuat dalam diri penulis.

diambil dari beberapa sumber (dok pri)

Menanggapi Pandangan Masyarakat
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline