Lihat ke Halaman Asli

BUMN Butuh Sosok Seperti Ahok

Diperbarui: 19 September 2020   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

antaranews.com

Penjara 2 tahun di Mako Brimob yang AHOK jalani dalam kasus penistaan agama, ternyata sama sekali tidak membuat AHOK berubah. AHOK tetap AHOK, ia sosok pemimpin jujur dan pemberani yang terus dimusuhi di negeri ini oleh para bandit-bandit penikmat uang rakyat. AHOK, tak mengenal istilah abu -- abu, apalagi kompromi atau semacamnya dalam melihat ketidakbenaran akan disikat.

Setelah AHOK dipenjara, kini gilirannya mendapatkan kepercayaan dari negara untuk membesarkan BUMN Pertamina dengan jabatan tidak tanggung-tangung Komisaris Utama. Lalu dengan jabatan itu tiba-tiba AHOK bersuara lantang, dan suara itu tetap sama kerasnya disaat menjabat Gubernur DKI Jakarta 2017.

Kalau sudah bersuara, ya begitulah karakter AHOK. Ngomong tanpa rem, dan mengatakan benar adalah benar dan salah dia katakan salah. Titik. Ini sudah menjadi prinsip hidup AHOK, dimana pilihan hidup itu cuma ada dua. Benar atau salah. Hitam atau putih, dan kejujuran menurutnya adalah hal yang paling utama. Semahal apapun nilainya yang harus dibayar termasuk nyawa siap dengan resiko itu.

Dan spirit itu sering diungkapkan AHOK jika melakukan wawancara dengan media. Dan secara tak terduga AHOK kembali membuktikan keberaniannya dengan membongkar aib Pertamina secara blak-blakan lewat video berdurasi 6 menit yang diunggah akun YouTube POIN pada Rabu (16/9/2020) yang sudah diklik 1.699.340 orang, disukai 26 ribu clicker dengan 7.365 komentar langsung membuat gaduh di seantero negeri ini.

AHOK memang lihay memanfaatkan panggung dalam mengungkap kasus-kasus besar yang selama ini terpendam lama di Pertamina karena tidak ada orang berani mengungkapnya. Jadi jangan heran jika  video tersebut langsung membuat geram sebagian anggota parlemen yang membidangi BUMN. Pro kontra pun bermunculan. 

Tidak perlu menyebut siapa mereka? yang jelas, jika sarang mereka mulai dibongkar maka satu kampung ngamuk pasang badan. Ada yang bersuara lantang meminta Jokowi pecat Ahok secara terang-terangan. Ada yang mensuport Ahok, dan ada juga yang mengkritisinya dan menganggap Ahok sebagai orang pembuat onar dan kekacauan. Sebenarnya tidak ada yang salah dalam pernyataan Ahok. 

Sebab, kritik Ahok termasuk autokritik yang sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang memang seharusnya diterapkan oleh semua perusahaan yang ada dilingkup BUMN apalagi AHOK ingin mencoba melakukan transformasi ditubuh Pertamina sesuai keinginan jajaran kementerian BUMN dan Presiden Jokowi.

Berikut pernyataan lengkap Ahok yang mengkritik Pertamina sebagaimana yang diunggah akun Youtube POIN pada Rabu 16 September 2020 ; Awalnya Ahok bercerita tentang posisi dia yang sesungguhnya di perusahaan plat merah tersebut.

Seperti diketahui, Posisi Ahok di PT Pertamina ialah sebagai pemegang jabatan Komisaris Utama yang bertugas mengawasi kinerja para direksi. Akan tetapi, secara mengejutkan Ahok mengatakan jika dirinya bukanlah pengawas melainkan eksekutor.

Ia juga mengibaratkan keberadaan komisaris di BUMN bagaikan surga lewat neraka belum masuk. Adapun alasan ia mengibaratkan seperti itu, karena semua keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang menentukan Key Performance Indicators (KPI) yakni penilaian kinerja dewan komisaris dan direksi dilakukan di kementerian BUMN.

Menurutnya kementerian BUMN seharusnya dibubarkan dan membentuk semacam TEMASEK, yakni penggabungan dari holding-holding BUMN yang akan menjadi superholding dan diberi nama Indonesia incorporation.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline