Lihat ke Halaman Asli

Analisis Industri dan Pengolahan Kerupuk Basah di Jalan Ampera

Diperbarui: 10 Juni 2023   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kerupuk basah versi kukus (Dokpri)

Kuliner merupakan salah satu kekayaan budaya yang harus selalu dijaga keberadaannya, kuliner mempunyai makna tersendiri dari daerah yang memiliki makanan kuliner tersebut. oleh sebab itu sudah selayaknya kita tetap mempertahankan serta memperkenalkan makanan khas tradisoanal dari berbagai daerah yang ada di seluruh nusantara agar tidak hilang keberadaannya akibat pengaruh globalisasi. Kalimantan barat merupakan suatu provinsi dengan banyak beragam budaya dan berbagai macam makanan khas di daerah nya.

Salah satunya adalah kerupuk basah, makanan tradisional khas KAPUAS HULU Yang sangat terpopuler di Kalimantan barat maupun INDONESIA, terbuat dari daging ikan toman segar dan rempah lainnya.

Penelitian dilakukan di rumah pribadi milik saudara Dida Novandika jalan ampera gang ikhlas, kelurahan Sungai Bangkong, kota Pontianak. Penelitian berlangsung pada tanggal 1 juni 2023, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan berupa data primer. Pembuatan dan pengolahan kerupuk basah yang di produksi oleh saudara dida dilakukan secara manual menggunakan tenaga manusia tanpa mesin. dengan bahan baku didalam nya terdiri dari daging ikan toman yang sudah digiling dan dibersihkan kemudian daging di campurkan dengan tepung kanji, bawang merah dan putih serta bumbu lainnya yang sudah di haluskan, lalu bikin adonan berbentuk lonjong memanjang. Setelah itu masukkan kerupuku basah ke dalam air mendidih selama 40-50 menit sampai kerupuk basah nya mengapung. Untuk membuat sambal kacangnya sangatlah mudah, hanya memerlukan cabe rawit dan kacang tanah yang sudah di haluskan, serta garam dan gula. Setelah itu kerupuk basah harus di dinginkan sekitar 1 jam sebelum pendistribusian. Pendistribusian yang dilakukan oleh saudara Dida novandika yaitu dengan menjual dan memasarkannya ke sosial media dan marketplace lainnya dengan harga satu batang Rp.12.000.

setelah di rebus di air mendidih (Dokpri)

(PENULIS khamim jazulli 12103072 & fasihul ikhsan 12103085)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline