Ketika matahari tepat berada di atas ubun-ubun kepalaku sepanas itu, takala biyasanya menjadi waktu yang tepat untuk laut.
Angin kumbang melagukan lautan diantara gelombang yang menghantam karang.
Mengapa gelombang meninggalkan karam dilambung prahuku, dan tak semestinya meninggalkan luka, dan sebisu ini aku rindu karam berdua, basah seorang.
Tidak menutup kemungkinan gelombang kan menghantam.
Pulang! besok kita mengulang, antara pulang atau kelam.
Pulang! besok kita mengulang, antara doa yang dilangitkan atau harapan yang ditenggelamkan.
Pulang! besok pagi kita menantang gelombang lautan.
Jongor, 15 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H