Membantu memeberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan suatu masalah mrupakan tugas seorang konselor terhadap kliennya. Menadi seorang konselor harus mampu memberikan pelayanan yang prima kepada kliennya. Apalagi dalam hal pelayanan, setiap klien pasti memiliki masalah yang berbeda dalam hidupnya maka dibutuhkan cara penanganan yang berbeda pula.
Sebagai seorang konselor membangun kepekaan terhadap klien merupakan suatu keharusan, tidak boleh hanya melihat masalah dari segi general saja. Contohnya seorang konselor harus mampu menggali informasi spesifik mungkin saat ada seorang klien yang bercerita kepadanya, dengan cara memandang masalah klien tersebut tidak hanya dari satu sudut pandang saja tetapi harus dari sudut pandang yang berbeda. Agar bisa mendapatkan penyelesaian masalah yang paling solusif pada akhir konsultasi, seorang klien harus mampu menempatkan dirinya sebagai orang yang netral.
Lalu bagaimana cara membangun kepekaan seorang konselor? Berikut beberapa poin yang perlu diketahui :
- Membantu klien secara mendalam agar merasa dipahami
Secara mendalam yang seperti apa yang dimaksud? Dalam hal ini mendalam yang dimaksud adalah dalam mengarahkan pokok permasalahan kliennya, seorang konselor harus mampu mengarahkannya secara spesifik.
Saat bercerita seringkali dari klien menempatkan dirinya sebagai korban dari suatu permasalahan, tidak ada yang mau menempatkan dirinya sebagai pelaku penyebab masalah tersebut, padahal pada kenyataannya belum tentu demikian. Mampu menetralkan diri merupakan keharusan bagi seorang konselor dalam menghadapi atau menyikapi setiap kliennya. Tujuan dari dilakukannya hal tersebut adalah agar dalam pendiagnosaan dan penyelesaian masalahnya tidak ada yang mengalami kesalahan.
- Membuat cara berfikir klien menjadi lebih jelas
Memahami klien secara lebih mendalam merupakan salah satu cara agar cara berfikir klien menjadi lebih jelas. Jadi, pola cara berfikir klien dapat berbeda saat menceritakan suatu masalah yang disebabkan karena faktor eksternal yang mempengaruhinya. Langkah selanjutnya adalah konselor mampu mengarahkan dan memperjelas cara berfikir klien dalam memandang suatu masalah ketika konselor sudah mengetahui faktor eksternal dari klien.
- Memusatkan evaluasi pada klien
Tahap selanjutnya yaitu mengevaluasi klien. Sebagai bentuk ukuran monitoring dalam setiap jenjang penyelesaian masalah, evaluasi pada klien sangatlah diperlukan. Apakah konselor dapat menangani masalah klien dengan baik atau tidak merupakan evaluasi dari masalah klien yang bersifat presensi. Hasil tes psikologi akhir adalah salah satu bentuk dari evaluasi tersebut, yang kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan hasil tes psikologi awal yaitu saat awal klien melakukan konsultasi.
- Melakukan diagnosa yang tepat dan solusif
Tahap selanjutnya adalah tahap akhir, yaitu dengan melakukan diagnosa masalah klien setelah mengetahui data statistik dari hasil tes psikologi klien sehingga konselor dapat memberikan solusi yang paling tepat dan solusif untuk menyelesaikan masalah klien tersebut.
Demikian beberapa poin yang dapat dilakukan agar bisa menjadi seorang konselor yang peka terhadap kliennya, ternyata tidak mudah yah menjadi seorang konselor. Kita harus melakukan banyak hal agar klien dapat mempercayai kita sebagai konselornya. Bagaimana dengan anda? Apakah anda tertarik menjadi seorang konselor?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H