Lihat ke Halaman Asli

Hamim Thohari Majdi

TERVERIFIKASI

Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

Masakan Emak Tiada Tanding Tiada Banding

Diperbarui: 7 April 2024   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Resep masakan warisan turun temurun (Hamim Thohari Majdi)

Salah satu yang mempunyai dorongan kuat untuk mudik adalah masakan emak. seperti bertepuk kedua tangan menjadi gayung bersambut, emak dengan naluri keibuannya menyiapkan masakan anak-anaknya, meski harus berbeda, layaknya makanan prasmanan aneka menu.

Setiap mudik entah lebaran atau sambang rutin, selalu kangen dengan masakan emak yang bernama "lodeh ceplok", masakah santan kental dengan telur mata sapi berenang di dalamnya, jujur rasa dan tekstur masakan ini tidak pernah dijumpai di warung, restoran atau rumah tetangga, sungguh khas masakan emak, i love you mom. masih banyak masakah lain yang khas seperti semur ikan laut, sop pindang serani, gak kebayang kalu sudah di rumah nyantap masakan emak.

Rupanya di rumah mertua ada masakan yang istimewa, anak kandung dan menantunya sangat demen dan ketagihan, selalu menjadai menu utama saat lebaran, yaitu rawon, kental hitamnya mantap dan dagingnya empuk, terlebih mertua suka membeli tulang atau tetelan yang biikin rebutan, heeemmm sedap dan nikmat, rawon spesial resep alam mertua sungguh berbeda. kluweknya sangat terasa, bau daging tidak ada dan sangat empuk lho...

Dlam komunikasi ada istilah bahasa ibu, maka  berkaitan dengan masakan, jelas masakan ibu adalah nomor satu, kita pertama kali dikenalkan rasa masakan dan diulang-ulang hingga dewas, membuat kita kecanduan dan menyingkirkan masakan sejenis yang disuguhnya orang lain, bahkan di warung dan restoran, tanpa memberi sanjungan yang berelbihan, tetapi nyata buktinya.

Beberapa pengalaman kehebatan masakan emak, suatu saat saya berkunung di rumah teman yang berada di tengah hutan, sebagai orang desa, lauk yang paling mudah didapat adalah ayam beserta keturunannya (telur) dan ikan tawar dari sungai, selain itu termasuk daging jarang ada kecuali pesan ke wlijo (tukang sayur keliling) , sang anak membanggakan masakan sang ibu dengan sebutan "kelo ireng" (kuah hitam) alias rawon ayam, awalnya kami ragu untuk menyantap karena sock saja, baru kali ini jumpa rawon ayam, karena provokasi yang tiada henti, dan kami ingin tuan rumah senang, makanlah kami serombongan dan alhamdulillah, memang nikmat.

Masakan Emak Tiada Tanding Tiada Banding

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 7 April 2024

Hamim Thohari Majdi @Surplus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline