TUhan mengjadirkan Nasib setiap anak Adam bersamaan pemenuhan kebutuhannya, di manapun tempat tinggalnya, Tuhan menebar nikmat (rizki) bagi hambaNya di seluruh kolong semesta.
Rizki manusia secara alami dekat dengan tinggalnya, pun bila ada yang harus menjadi pelancong atau ke kuar daerah untuk mencari nafkah, maka itu bagian dari pembanding dan ikhtiar untuk menjadi lebih baik.
Tempat lahir dan pengasuhan memberi partisipasi positif atas terbentuknya mental dan karakter, dari sinilah kemidian ada sebutan anak pantai, anak gunung dan sejenisnya. Semua memiliki keiatimewaan masing-masing hasil dari tempaan alam yang membawabnya tumbuh kembang.
Seperti di daerah pantai, keseharian bergelut dengan air, dan hidupnya bergantung dengan air, Tuhan menciptakan perairan di dalamnya tumbuh dan teraimpan banyak hal, tentu saja untuk memenuhi kebutuhan manusia. Hwan-hewan peraian utamanya laut pemasok kebutuhan lauk yang menguatkan fungsi otak dan mendayagunakan berpikir lagis.
Perairan sebagai gantungan sumber kehidupan menjadi bagian penting yang bisa melahirkan tantangan dan peluang baru bila dikelola secara unik dan mendangbdarinsisi kreativitas. Sehingga tantangan yang ada dipahami sebagai peluang baru yang bisa dihadirkan untuk memberi solusi agar lebih efwktif dan efesien.
Banyak hal-hal sepele sirendahkan, sehingga tidak mampu mencari nilainl tambahnya, apalagi melihat seauatu yang besar kemungkinannya akan ditinggal lari. Karena merasakan begitu berat bebean dipikul
Tantangan Mengubah Nasib di Perairan
Oleh : Hamim Thohari Majdi
Lumajang, 8 Pebruari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H