Bahagia adalah satu rasa yang menjadi banyak tujuan dalam kehidupan manusia, apapun dilakukan untuk meraihnya. Kadang karena terlalu bersemangat sehingga lupa akan makna kebahagiaan itu sendiri, karena kebahagiaan haruslah diraik secara bahagia, bila cara meraihnya penuh kesedihan bahkan dengan cara yang merugikan orang lain, maka masih perlu mempertanyaan standar kebahagiaannya.
Secara awam setiap individu bisa mengukur rasa bahagia yang dialami, dengan cara mengetahi dan mempertanyaan diri ketika hendak mandi, adakah rasa malas menghalangi atau justru ingin segera mendapat kebersihan dan kesegaran badan. ketika makan bagaimana selera terhadap hidangan yang ada, begitu juga ketika letih apa yang harus dilakukan, dan masih banyak cara lain untuk mengetahui kebahagiaan diri.
Bila mengaca kepada kecerdasan emosional, maka cara pertama adalah merasakan apa yang ada dalam hati kita, sedang gundah, datar-datar saja, gembira ria atau rasa kecewa dan sejenisnya. Ketika seseorang ditanya bagaimana perasaan anda saat ini, banyak yang berputar-putar untuk menjawabnya. Tidak langsung mendeskripsikan gejolak jiwa. Memang bangsa Timur tidak terbiasa mengungkapkan sesuatu secara jelas, misal "aku bahagia hari ini", atau bagi mereka yang sedang dirundung duka lalu mengucap "betapa sedihnya ya". lebih mudah menjawab dengan pernyataan "ah. biasa-biasa saja"
Kedua, Kejujuran yang menyatakan kondisi diri yang sebenarnya merupakan pintu untuk berselancar mengarungi samudera kebahagiaan, ketika seseorang tahu kondisi dirinya maka akan memudahkan langkah berukat "harus melakukan apa, atau apa yang harus dilakukan", seperti seorang dokter menangani pasien kejujuran pasien mempermudah melakukan diagnosa dan memberi obat agar gejala kesakitannya terkurangi.
Dalam sebuah obrolan orang-orang kebanyakan ada yang mengatakan bahwa mengukur kesehatan seseorang dengan cara mengetahui atau memperhatikan "apa yang dimakan". artinya dari sekian sajian menu apa yang dipilih, begitu juga cara menikmati dengan penuh gairah atau seidkit ogah. orang yang sehat "tidak harus diukur" secara badani, dengan memperhatikan perilaku saat makan, sangatlah tepat untuk menyatakan diri ini sehat, semua termakan, tanpa beban dan tidak ada pantangan.
Bahagia yang sejati adalah perasaan bersemangat ketika melakukan sesuatu yang bermanfaat, utamanya dalam sebuah perkumpulan, ungkapan-ungkapan sesorang menunjukkan apa yang ada dalam hatinya, biasanya ada seseorang senang dengan "mengeluh" bertemu dengan siapa saja ya keluhan yang diucapkan. Ada juga yang senang menunjukkan kebahagiaan dan antiasme kepada orang yang diajak ngobrol, padahal hakekatnya dia sedang menghibur dan menyemangati diri sendiri.
Maha adil dan Maha Kuasanya pencipta manusia dan semesta alam adalah menyediakan seperangkat daya tahan dalam diri seseorang, oleh kara itu perlu disadari Allah tidak akan memberi sesuatu permasalahan yang melebihi batas kemampuan, setiap tugas menunjukkan kelas. Jadi bila seseorang sedang merasakan beratnya beban hidup, maka haruslah dipahami sebagai nikmat yang Allah berikan untuk menjadikan diri ini semakin kuat dan tangguh.
Perasaan senang dan riang atasa segala keadaan mrupakan hal yang bisa membangkitkan semangat hidup, artinya seseorang yang mampu menyadari apa yang sedang Allah suguhkan berarti haruslah kita terima dengan suka ria. cara inilah yang bisa menjadikan seseorang bahagia.
Cara Memahami Kebahagiaan Diri
Oleh : Hamim Thohari Majdi