Lihat ke Halaman Asli

Hamim Thohari Majdi

TERVERIFIKASI

Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

Menilai Harga Diri Sendiri

Diperbarui: 8 Januari 2024   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menilai? sangat bergantung siapa yang menilai dan siapa yang dinilai, sangat mudah ketika menilai orang lain, dengan leluasa memand dari segala sudut, hingga hasil peniliannya obyektif, berdasar fakta yang didapatkan. 

Beda ketika menilai orang yang dibenci, sama rumitnya dengan menilai orang yang dicintai, membuat pandangan kabur, terhalang oleh rasa kebencian dan cinta yang megitu menggoda. Hasilnya sangat nudah ditebaj, orang yang dibenci atau yang membenci dipastikan mendaoat nilai rendah, tidak bisa optimal karena sudah ada dasar ketidak sukaan. Sementara menilai orang yang sangat dicintai juga berasal dari oandangan ketakjuban semuanya baik, terlihat indah dan menarik, so penilaiannya pasti beraroma wangi.

Apalagi ketika harus menilai diri sendiri, terasa sedap-sedap manis, justru mencari alasan dan menentukan sudut pandang yang paling menarik. Aku yang paling hebat, terbaik sedunia.  Maka hasil akhir sudah tertata sejak penilaian dimulai. Pertanyaannya adakah seseorang memberikan nilai diri yang jekek? Sangat jarang terjadi, justru kecenderungan memberi jempol, bukan jari kelingking. 

Namun keanehan muncul, ketika orang kain memberi penilaian kepada diri kita dengan nilai yang negatif atau nilai jelek, kita tidak terima. Pembelaan dilakukan, bahkan menyalahkan yang menilai.

Berterua terang dengan kepantasan nilai diri sendiri adalah awal yang baik, kejujuran adalah kejernihan telaga batin, namun tidak semuanya harus disampaikan kepadanorang lain, ada nilai yangbperlu diberitahukan kepada publik, ada yang harus dijaga privasinya. Maka ketika seseorang sudah tahu nilai dirinya perlu melakukan kepantasan dan peningkatan agar harga dirinya terangkat. Sebelum orang lain menawar atau menjatuhkan harganya.

Lakukan penilaian yang wajar baik kepada orang dibenci atau yang membenci, kepada orang yang dicintai atau mencintai, utamanya kepada diri sendiri, agar tidak terlalu berat membawa topeng ke mana-mana.

Menilai harga diri Sendiri

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 8 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline