Lihat ke Halaman Asli

Hamim Thohari Majdi

TERVERIFIKASI

Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

Peran Penting Suami dalam Pengasuhan Menjelang Kelahiran

Diperbarui: 16 November 2023   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

PERAN PENTING SUAMI DALAM PENGASUAN MENJELANG KELAHIRAN

Menjelang kelahiran merupakan waktu yang tidak kalah penting selama masa kehamilan, di sinilah perempuan (ibu) berjuang keras, saking kerasnya hingga nyawa dipertaruhkan, ada bayang ketakutan, ada perasaan senang yang selalu bergulat mengisi ruang hati sang ibu.

Untuk memperkuat keyakinan ibu, semoga bisa melewati masa-masa kritis, setelah sembilan bulan mengandung dan mengasuh dalam kandungan yang begitu berat, suamilah orang yang paling utama memberi dukungan moril, meteriel dan spirituil, agar semuanya bisa dilalui bersamaan dengan pertolongan Allah.

Pada minggu ke-38 atau sekitar 9 bulan persiapan janin keluar dari rahim mengakhiri kehidupan di alam kandungan, dan ibu tidak lagi terbebani dengan menanggung kandungannya.  

Ada empat tahap dalam persalinan :

  • Pelumuran, terjadinya kontraksi otot rahim selama 7-12 jam yang terjad secara mekanik beberapa hormon keluar untuk membantu persalinan.
  • Keluarnya janin setelah bahan peicin cukup, prosesnya sekitar 30-50 menit, keluarlah bagian kepala sang bayi.dengan kebesaran Allah kepala bayi yang berukuran tiga kali diameter vagina dapat keluar secara lancar.
  • Keluarnya plasenta dan gumpalan dari setelah bayi dilahirkan, pross  ini berjalan sekitar 15 menit.
  • Kontraksi rahim, terjadi selama 2 jam untuk mencegah pendarahan.

Semengtara itu Hrlock menyebut ada 5 proses persalinan :

  • Kelahiran normal tanpa pertolongan husus atau pemberian obat perangsat, disebut juga kelahiran alami.
  • Memerlukan alat, karena besarnya bayi, dengan bantuan alat bayi baru bisa keluar atau dilahirkan.
  • Kelahiran 'nyungsang" terlihat pantatnya diikuti dengan kaki dan tangannya, bila posisi ini tidak berumabah, maka dibutuhkan penanganan ekstra.
  • Bayi posisi melintang sehingga sulit untuk mengetahui tanda-tanda bisa keluar secara alami.
  • Kelahiran dengan pembedahan, terlalu besar, terlalu lama dan terlalu sulit untuk dilakukan pertolongan melalui saluran rahim.

Memperhatikan begitu beratnya masa-masa melahirkan, maka dibutuhkan dukungan dari suami agar bayi yang dilahirkan selamat begitu juga ibunya.

Pada masa ini suami harus lebih dekat posisinya dengan istri, mendekatkan jarak atau mendekatkan komunikasi, dilakukan secara intens bila suami berada di tempat jauh karena alasan tertentu, sehingga tidak bisa mendampingi dan menjaga ketiga terjadi persalinan.

Secara psikologis suami tidak diperkenankan mengganggu ketengan jiwa janin, yang diawali dari ketenangan batin ibu, suami harus semanis mungkin dengan istri

Sumi harus mampu masuk ke dalam alam pikir isterinya, sehingga mampu meggerakkan dan mengarahkan cara berpikir istri dengan kewarasan dan kenormalan. Wajar memang dasar sifat perempuan lebih mengedepankan emoosi dari pada rasio, gampang marah dan cepat putus asa, namun enggan berpikr rumit dan menelaah secara ilmiah.

Maka suami harus meningkatkan sikap releguisitas, banyak memohon doa dengan pengantar berbuat baik dan memperbanyak derma, agar apa yang dilakukan dapat memenuhi hajat dan kelancaran kelahiran serta anak yang berkepribadian positif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline