Dari sekian banyak cara atau model komunikasi adalah sharing, berupa komunikasi dua arah saling menjadi komunikatir dan komunikan, bergantung dari sumber atau yang memulai.
Obrolan santai membawa tema bicara ke arah yang disukai, saling mengkritisi juga saling mengamini untuk setiap satu bahasan, bukan saling mempertahankan pendapat, lebih dari itu sama-sama menhju satu garis kesepahaman, tidak di atas gari dan di bawah garis.
Sharing membutuhkan keterampilan menjadi pendengar yang baik untuk mendapat umpan balik yang banyak dan bermutu, agar pokok bahasan menjadi lebih kuat narasinya, lebih dahayat daya kesepakatannya.
Smart, itulah label yang harus dimiliki para peserta sharing, agar tidak terpancibg dan menurutkan amarah, sehingga menjadi semakin subyektif dalam berargumen, saling menghormati untuk memdapatkan simpulan obyektof, walau ada yang tidak menyukai dilibatkan dalam tim.
Sumbatan komunikasi bisa lenyap melalui sharing, kesenjangan pemahaman dan bahasa menjadi sepadan karena saling beradaptasi dalam satu garis komando yang lurus, bukqa untuk membuat garik atau kurva sesuai selera.
Menghilqngkan kesan menggurui atau penuh intruksi karena dalam komunikasi jenos sharing saling menjadi pembicara dan gantian menjadi pembicara.
Atasan dan bawahan tidak berlaku dalam sharing, s3nuabya diputuskan dihadapan pimpinan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H