Napasnya terputus-tutus, seperti atlit lagi sampai di garis finish, "brak"... buku dan beberapa lembar didaratkan di atas meja dengan sepenuh kekuatan.
Semua membisu, beberapa lelaki yang ada di ruang ini membisu, para bidadari matananya melotot sembari telapak tangan diletakkan di bibir.
"ada apa mbak?" lelaki yang berada di sudut memberanikan diri bertanya kepada perempuan yang baru dua tahun menginjak usia dewasanya. Sambil meluruskan pandangan mata, berharap perempuan itu segera menjawab, hingga beberapa menit tidak ada jawaban dan suasana semakin sunyi.
setelah menenangkan diri lalu perempuan itu berkata "wah, gawat, gawat, pokoknya gawat" hanya diksi itu yang bisa dikeluarkan dari mulutnya, "salah satu kepala bagian tadi menggebrak meja, sambil berteriak" perempuan itu menjelaskan betapa pertemuannya siang ini begitu keras dan sengit.
EFEK KEPO
Istilah kepo yang sangat ramah di telinga, merupakan adaptasi dari bahasa asing, menunjuk kepada seseorang yang serba ingin tahu, bahasa aslinya adalah Knowing Every Particular Object.
Pada sisi tertentu, khususnya pada tahapan belajar dan ingin menggali sesuatu lebih dalam, Kepo sangat diperlukan sebagai langkah mudah untuk menyerap dan mencerna pengetahuan sebanyak mungkin.
Namun pada hal-hal tertentu rasa ingin tahu bisa berbahanya bila informasi yang tersaji justru membuat stagnasi kognisi dan kerasnya hati.
Buatlah porsi yang cukup dalam melibatkan Kepo di setiap masalah atau komunikasi yang sedang dibangun, tentu porsi ini masing-masing individu memiliki kadar ukuran yang berbeda bergantung dari obyek yang sedang dibahas.
Kepo yang berlebihan membuat hanyut dan larut terhadap fakta yang disuguhkan atas informasi yang ditanyakan, seperti orang sedang menyusuri jalan, wajib tahu tujuan dan garis antara agar tidak melebihi tujuan dan terlalu banyak singgah di perjalanan.