Lihat ke Halaman Asli

Hamim Thohari Majdi

TERVERIFIKASI

Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

Mengenali Ciri Pasangan Menyenangkan dan Menggairahkan

Diperbarui: 7 Juni 2023   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suami yang bahagia dari isteri yang membahgiakan, isteri yang tidak bergairah dari suami yang membosankan (Hamim Thohari Majdi)

Mencari pasangan hidup haruslah mampu menjadi pendamping yang menyenangkan, siap membangun mimpi bersama dan mendukung apa yang hendak digapai bersama. 

Bukankah harusnya dipahami bahwa setiap individu akan dipengaruhi siapa yang paling dekat, utamanya dekat secara fisik dalam ruang dan waktu.

Maka dalam lingkup keluarga (rumah tangga), yang paling dekat adalah pasangan (suami-isteri), di sinilah keduanya akan saling memberi pengaruh dan turut dalam melukis kesedihan atau kebahagiaan serta membangkitkan atau meredupkan gairah.

PASANGAN ITU MEGGENAPKAN

Meski kebahagian atau kesedihan pada dasarnya bukanlah bergantung dari orang lain, namun keberadaan orang lain  dalam haru biru dan suka cita sangatlah kuat.  Duka lara semakin kuat bila dilakukan oleh orang yang terdekat, kebahagiaan akan menjadi sempurna manakala yang menghadirkan bahagia itu dalam pusaran kehidupan.

Dalam istilah olah raga, pemain tunggal atau sendirian disebut single, sedang pemain berdua disebut double. Artinya bahwa jomblo itu adalah  sendirian dalam ketunggalan. Namun bila tunggal atau singgle berkumpul menjadi double sehingga memiliki arti berpasangan, berfungsi untuk menggenapkan dan melengkapi.

Sebagai yang menggenapi, menyempurnakan dan melengkapi, bukanlah hal yang remeh, keberadaannya sangatlah besar dan mempengaruhi. Betapa kebahagiaan yang diperoleh lalu disampaikan kepda pasangnnya, entah sebagai persembahan atau hanya pemberitahuan, namun sang pasangan tidak merespon dengan baik, bahkan diabaikan. "ah, gitu aja senang" ujar pasangannya. Maka rasa bahagia yang didapati menjadi hampa dan semu.

Begitu sebaliknya didapati sebuah kondisi sedih(kesedihan), kegagalan dan "berdarah-darah", ketika kenistapaan ini disampaikan kepada pasangannya, lalu sang pasangan berucap "ah, sayang kesedihan itu tak seberapa, dibanding dengan banyaknya kebahagiaan yang telah kita terima, bukankah setelah kesedihan ada kegembiraan, bukankah sesudah kesulitan ada kemudahan?"

Jadi pasangan bukan sekadar menggenapi dari sisi angka atau hitungan, secara meluas akan menggenapi apa yang dirasakan pasangannya dalam hal selaras dan sejalin dalam langkah.

PERHATIKAN WAJAHNYA

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline