Bekerja adalah salah satu kewajiban untuk menegakkan sendi ekonomi keluarga, apapun bentuknya baik bekerja melalui pikiran, dengan keuangan dan sejenisnya, Namun yang memunculkan permasalahan adalah ketika bekerja sepenuh jiwa dan raga, harus hadir di tempat kerja dalam waktu tertentu dan bersifat rutin.
Maka akan memisahkan jarak dengan pasangan, terpisah oleh waktu dan ruang. Kemudian bila hal demikian itu dijalani dalam kurun waktu yang cukup lama, maka akan menimbulkan kegelisahan. Karena berkurangnya waktu untuk berkencan.
Kencan dalam konteks rumah tangga adalah mengalihkan aktivitas rutin atau kerja produktif yang memiliki (menghasilkan) keuangan. Kencan yang dibutuhkan di sini adalah bagaimana antar pasangan memberikan perhatian secara penuh atas pasangannya, baik secara fisik maupunn batin dan mengintimkan komunikasi.
AKU KERJA KERAS AKU BUTUH ISTIRAHAT
Sering didengar seseorang (suami/ayah) berkata "aku seharian kerja keras, aku butuh istirahat, jangan ganggu aku". kata-kata tersebut bila ditelaah secara tekstual memang benar adanya, bekerja keras banting tulang peras keringat. Tujuannya adalah mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.
Namun banyak yang dilupakan bahwa dalam berumah tangga tidak hanya memenuhi unsur keuangan, ada kepuasan batin, pemenuhan kebutuhan seksualitasa, kebutuhan berinteraksi sosial, kebutuhan rekreasi dan lainnya sesuai dengan harapan dan pandangan hidup masing-masing.
Kerja keras kemudian melupakan posisi diri sebagai salah satu pasangan, bahwa ada orang lain yang memerlukan perhatian, memerlukan waktu khusus untuk bersepi-sepi dari riuhnya aktivitas pekerjaan. Saling berbicara dan saling mendengar, bukan saling menghujat dan saling mencari alasan pembenar (karena sering muncul konflik dalam berkomunikasi).
Keluarga atau pasangan tidak lagi menjadikan kerja sebagai kebutuhan prioritas yang arahnya kepada pemenuhan kebutuhan materi. Namun ada kebutuhan-kebutuhan naluriah lainnya atas berkumpulnya seorang laki-laki dan perempuan yang ini harus terpenuhi dan tidak boleh diabaikan begitu saja.
AKU HARUS LEMBUR
Melaksanakan tugas lembur dengan kuantitas minimal dan dilakukan secara terjadwal, mungkin masih bisa dimaklumi. Namun ketika kata lembur menjadi alasan, misal enggan berada di rumah karena akan melakukan hal-hal yang tidak diingini atau sekadar menuruti kebutuhan dan perintah pasangannya. Atau hanya membuang-buang waktu dan parahnya bila lembur ingin dikatakan orang sibuk, wah yang terakhir ini bahaya.