Lihat ke Halaman Asli

Hamim Thohari Majdi

TERVERIFIKASI

Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

Ramadan Ramah Anak

Diperbarui: 31 Maret 2023   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadan tahun ini akan menentukan keseruan ramadan tahun depan (sumber gambar : Hamim Thohari Majdi)

Siapakah yang paling senang mendengar kabar datangnya bulan Ramadan ?  anak-anak dan sebagian orang dewasa. Mengapa ada kata "sebagian" bagi orang dewasa ? sedang anak-anak tidak menempel kata "sebagian" ?.

Harusnya orang dewasa merasa sangat gembira, di sini penulis menambakan kata "sangat" gembira atas datangnya bulan Ramadan. Karena di bulan Ramadan reward perilaku kebaikannya berlipat-lipat, tidak dapat diketahui berapa lipat rewardnya, karena sebagai amalan wajib di bulan Ramadan menjadi urusan dan perhitungan sang  Maha baik dan pemilik semesta ini.

Namun nyatanya ada yang kurang bahagia, walau pernyataannya bukan "tidak senang" atas datangnya Ramadan, sebagian di antara mereka menyatakan "wah, sangat terbatas tidak bisa melakukan apa saja secara bebas",   bagi para pekerja berat "puasa tidak boleh makan dan minum kalau mampu dijalani, tidak kuat ya apalagi" dan rintihan serta kalimat ratapan lainnya. Walau jumlahnya sudah sangat minim.

Sedangkan bagi anak-anak sorak hore "horeee puasa, sekolah libur",  "aku bisa main", "kata orang tuaku kalau aku puasanya gak bolong , ibuku kasih hadiah lo".  Itulah anak-anak sangat polos mengungkapkan alasan kegembiraan.

 MEMANG SYARAT PUASA HARUS DEWASA

Melaksanakan ibadah sama halnya melaksanakan ketentuan kewajiban  hukum, yaitu yang sudah dewasa (baligh), hal ini dimaksudkan agar dalam beribadah mampu mendapatkan nilai atau makna yang terkandung dan betul-betul dilaksanakan dalam kesadaran.

Sedangkan anak-anak belum terkena wajib dalam beribadah, masih menjadi tanggungan orang tua, karenanya orang tua harus memberikan pengertian tentang pokok-pokok ibadah, sehingga kelak anak-anak bisa menjalankan dengan baik dan tidak terjadi syok atau keterasingan.

Bagi yang dewasa  sebagai sasaran berpuasa, karena tiga hal yaitu makan, minum dan jimak (hubungan seksual khususnya) lebih melekat kuat pada orang dewasa. Di samping itu pula para dewasa dan orang tua mereka memiliki urusan lain di luar kepentingan pribadi dan urusan diri sendirinya. 

Orang dewasa memiliki hubungan sosial yang lebih luas dan kewajiban untuk berinteraksi lebih kuat. Maka perlu kendali yang lebih kuat pula agar keberadaannya dalam lingkup masyarakat mampu menjadi cahaya yang menerangi kesuraman malam dan menghilangkan dahaga di tengah terik. Merupakan simbul membiasakan diri  tidak rakus dan boros. Agar kesejahteraan menjadi rata dan bisa bahagia bersama.

BAGAIMANA DENGAN PUASA ANAK-ANAK

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline