Sekolah Menengah Pertama Qur'an Bahrusysyifa (SMP QUBA) Lumajang yang beralamatkan di desa Kebon Agung Kecamatan Sukodono, mulai tanggal 11 hingga 12 Pebruari 2023 memaksa siswanya mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK).
Hal tersebut terungkap di saat acara pembukaan berlangsung ketika salah satu pengurus yayasan memberikan sambutan dan menanyakan kepada siswa "anak-anak mengikuti kegiatan ini adakah yang terpaksa ?", awalnya mereka diam dengan saling pandang antar siswa, utamanya para siswa laki-laki. Lalu sang pengurus menanya ulang "siapa yang merasa terpaksa, ayo angkat tangan ?, tak berselang lama, mereka satu persatu mengangkat tangan dan jumlah lebih dari separuh.
ANAK-ANAK TIDAK BUTUH LDK
Bagi sang anak, latihan Kepemimpinan tidak dibutuhkan, mereka menyatakan bahwa dirinya adalah anak kecil yang masih membutuhkan banyak waktu untuk bermain, bermain sesuka hati, bahkan belajarpun masih belum menjadi kebutuhan dan dirasa sangat berat saat sekolah.
Anak-anak masih belum tahu arti pemimpin, pun toh mereka tahu terbatas hanya dengan istilah seperti, kepala sekolah, ketua kelas dan ketua kelompok tatkala sedang ada tugas belajar kelompok biasanya sang guru menunjuk salah satu siswa sebagai ketuanya.
Pandangan anak tntang pemimpin dan kepemimpinan masih sangay sempit, bahkan ada yang masih belum tahu tentang arti pempimpin dan apa gunanya sesorang mempin dan mengapa harus ada dan diangkat seorang pemimpin.
Dalam prakteknya ketika pemilihan ketua kelasa atau pak guru sedang menunjuk salah satu siswa di kelas untuk menjadi ketua, banyak yang dia, suasanya kelas menjadi hening seperti tak berpenghuni, sebagian menunduk, mengalihkan pandangan dan menghindar tatap pandang dengan pak guru.
MENGAPA HARUS DIPAKSA ?
Sebagaimana hasil kajian Badan Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan (DIKLATBANG) YAYASAN Bahrusysyifa Lumajang, memeandang bahwa seseorang mengalami tumbuh kembang sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan dengan panduan usia, sehingga perilaku dan ide-ide serta pikirannya mengikuti tingkat usianya. Karenanya salah satu tugas penting dalam pendidikan adalah mengantar peserta didik atau siswa menjadi dewasa (tumbuh sesuai usianya jiwa dan raga).
Maka pendidikan yang berhasil bukan prestasi yang menjadi satu-satunya ukuran, prestasi dan juara adalah salah satu bagian saja. Sebab keberhasilan dan prestasi anak ketika disekolah ( di kelas) banyak yang tidak teruji untuk dalam lingkungan sosial.
Beberapa masalah yang terjadi adalah sang juara kelas, hanya mampu menundukkan teman sekelas dalam meraih keberhasilan nilai yang berasal dari kumpulan nilai mata pelajaran, mendapat acungan jempul guru dan nilai raport tertinggi, baik Penilain harian, penilaian tengah semester (PTS) atau penilai akhir semester (PAS).
Sementara sang juara kelas banyak yang tak tidak mampu menundukkan egonya untuk berbaur dan berbagi bersama teman-teman sekelah, mereka menyendiri, menjadi penonton saat jam istirahat, teman yang lain bermain, bergembira mengembangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial.
Dalam konteks ini menurut ketua panitia Latihan dasar kepemimpinan di SMP QUBA, anak-anak perlu memiliki pemahaman tentang kepemimpinan yang tidak terbatas kepada pemimpin formal seperti presiden, gubernur, bupati, camat, kepala desa dan lainnya, lebih dari itu ustadzah Dwizki menyatakan betapa pentingnya anak mengetahui kepemimpinan untuk diri sendiri, memimpin diri sendiri agar menjadi pribadi yang efektif dan efesien dalam bertindak sehinga menjadi pribadi yang mempesona.
ANAK-ANAK HARUS DIPAKSA
Pendidikan berkemanusiaan atau dalam istilah Munif Chatib sekolahnya manusia adalah layanan pendidikan berbasis kepada karakter anak, sekolah wajib memenuhi kebutuhan anak dan mengembangkan kecerdasan yang potensial, sehingga layanan satu anak dengan lainnya berbeda sesuai dengan kebutuhan dan dominasi kecerdasan anak.
Karenanya proses Kegiatan Belajar Mengajar di SMP QUBA Lumajang diawali dengan asesmen dengan salah satu alat ukurnya kecerdasan majemuk. Dari hasil asesmen atau pemetaan diberikan kepada guru untuk dijadikan acuan pelayanan di kelas dan masing-masing siswa.
Pembelajaran yang bijaksana harus memastikan anak-anak terlayani dengan baik, anak-anak menjadi lebih dewasa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Upaya untuk memberi layanan yang humanis adalah melakukan pembiasaan, guru harus memaksakan dan memastikan anak terbiasa mengerjakan apa yang menjadi kewajiban anak, anak perlu dipaksa bersosialisasi dengan baik dan bisa memahami lingkungan sekitar.
PENDAMPINGAN DAN PEMAKSAAN
Salah satu upaya untuk melakukan pendampingan dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah memastikan bahwa siswa melakukan hal-hal positif, membawa kepada perkembangan sebagaimana usianya.
Dalam sebuah klub seperti sepak bola dibutuh coach (pendamping) yang sering diartikan sebagai pelatih, sedang dalam dunia pendidikan coaching berarti melakukan pendampingan. Artinya pendamping (guru) atau supervisor memastikan berjalannya sistem yang telah disepakati, apabila didapat upaya-upaya pelanggaran perlu dipaksa kembali kepada jalan yang benar.
Sistem yang disepakati adalah seperangkat aturan yang berisikan perintah, himbauan dan larangan. Tidak mungkin siswa bisa tunduk dengan sistem yang ada bila tidak dilakukan dengan cara pemaksaan, kesadaran anak tidak akan tumbuh sesuai dengan sitem yang diharapkan kalau tidak ada pengetaan.
Disiplin bagi orang tua adalah pilihan, seseorang akan memilih yang dikehendakai sesuai dengan apa yang diketahui dan biasa dilakukan. Maka disiplin bagi anak perlu dipaksaan, karena ketika masih kana-kanak belum banyak melakukan hal-hal yang negatif, sehingga mudah meniru dan mentaati, sedang bagi orang dewa sangat memungkinkan melanggar, karena sudah ada banyak pilihan.
MATERI PELATIHAN
Latihan Dasar Kepemimpinan yang diselengarakan oleh SMP QUBA Lumajang Jawa Timur ini memiliki tujuan agar anak mandiri dan terbiasa displin, karenanya ada tiga materi penting yaitu; kesadaran diri, kepemimpinan dan praktek.
Kesadaran diri diperlukan untuk membangun jati diri, anak-anak masih belum terbentuk kepribadiannya, mereka belum mengetahui apa yang disukai, sesuatu yang marik dan menyenangkan untuk dilakukan. Maka pelatihan ini memberikan stimulus agar anak faham akan dirinya, sehingga kelak tahu apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan hidup.
Pola kepemimpinan yang diharapkan dari pelatihan ini, bagaimana anak-anak bisa mengelola potensi diri, memimpin diri sendiri jauh lebih sulit dibanding dengan memimpin orang lain. Pada lorong akhir yang harus ditemukan dari kepemimpinan adalah menjadikan anak sedang kedisiplinan, teratur dan terarah, sehingga apa saja yang dilakukan bisa membuatnya senang dan befrgairah.
Praktek yang berupa permainan-permainan (game) diberikan sebagai bahan pemecahan masalah, bagaimana anak-anak mengetahui bahwa sebuah kenyataan adalah masalah, lalu dikelola dengan baik, sehingga menjadi peluang dan menambah harga diri serta kepercayaan diri.
Sebagai penutup bahwa upaya pemaksaan dalam proses kegiatan belajar mengajar adalah upaya memastikan semuanya dalam keadaan terpaksa tuntuk dan taat dengan sistem yang baik, lalu berangsur-angsur menjadi kebutuhan hidupnya dan menjadi peribadi unggul mempesona.
SMP QUBA Lumajang, belajar kreatif dengan menyenangkan dan manusiawi.
LDK SMP QUBA Lumajang adalah salah satu materi untuk penguatan jiwa keoemimpinan
siswa. Sehingga siswa akan mampu hidup di masyarakat dengan kedamaian dan adaptip.