Lihat ke Halaman Asli

Hamim Thohari Majdi

TERVERIFIKASI

Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

Aremania untuk Sebuah Harga Diri Berjuang Harga Mati

Diperbarui: 2 Oktober 2022   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Spanduk Hanya Untuk  Aremania di Jembatan Soehat Kota Malang (Sumber  Gambar : Hamim Thohari Majdi)

Pertandingan Arema dan Persabaya di stadion Kanjuruan Malang, sabtu malam 1 Oktober  2022 menjadi catatan lebih kelam dalam dunia persepak bolaan nasional. Biasanya, tragedi terjadi kericuhan antar suporter yang sedang berlaga. Saling memancing emosi dan unjuk kekuatan.

Pertandingan tadi malam sejatinya suasananya aman nyaman sepanjang, terbukti  jalan di perkotaan malang tampak lengang, hanya berseliwuran kendaraan bermotor roda dua dan roda empat dengan membawa identitas "Ongis Nade" (Singo Edan). 

Tak tampak satupun identitas bonek, suporter fanatik Persebaya, ternyata ada penangkalan secara dini  pembersihan zona dari bonek dan arek Suroboyo, kali ini bonek patuh tidak mendekat kota malang apalagi masuk di stadion kanjuruan. Artinya kanjuruan sudah dibirukan oleh identitas Aremania, harusnya satu suara satu bahasa menikmati sepak bola.

Seperti halnya filosofi bola adalah bundar tak bisa diprediksi tanpa sisi yang bisa di antisipasi. Di luar lapangan bahkan di beberapa media sosial marak postingan yang intinya "Arema tidak boleh kalah di kandang", dalam kontek firasat adakah suatu pertanda khusus ? Akal sehat tidak mencerna hanya sebuah kata penyemangat pasukan singo edan agar gigih mempertahankan sandangan  sebagai jago kandang.

Wal hasil skor akhir Arema kalah satu gol dengan Persebaya ( 2 -3). Selama pertandingan suasana dalam stadion terlihat aman dan tidak ada gesekan antar suporter. 

HARGA DIRI

Keberadaan komunitas atau perkumpulan sangat dipengaruhi oleh sebuah harga diri, seseorang mau bergabung karena akan menambah dan menaikkan harga diri, ada nilai tambah ketika harus bergabung dan menjatuhkan pilihannya. 

Semakin banyak yang bergabung, semakin tinggi harga diri sebuah komunitas, karena memiliki banyak pasukan dan amunisi. Seperti halnya persepak bolaan melahirkan penggemar yang fanatik siap menjadi garda terdepan dalam setiap suasana.

Kewajiban anggota komunitas adalah merawat dan meningkatkan harga diri kelompoknya, sesuai dengan potensi dan kapabilitas yang dimiliki, maka suporter di samping penyemangat di tepi rumput hijau pada setiap pertandingan, juga menjadi aset ketika identitas komunitas seperti player, kaos, bendera dan lainnya dikomersialkan untuk menyuntik imunitas komunitas.

Harga diri sebagai anggota komunitas diperjuangkan dan mendarah daging bahkan menjadi bagian dari nafas hidupnya. Tanpa suporter sebuah klub tidak memiliki makna istimewa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline