Lihat ke Halaman Asli

Kemana Keyakinan Berlabuh

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

sejenak kita berhenti sebentar ,menengok ke belakang ,ada begitu banyak problema keyakinan yg di hadapi di indonesia...rumus ketuhanan Yang Maha Esa di dalam pancasila sudah terkaburkan,atau bahkan sudah di langggar,di sana sini menyerukan perdamaian agama....demi persatuan indonesia...omong kosong,dulu siapa yang menjajah dengan Gold,Glory dan Gospel,tertuang sejarah tentang peradilan hukum Belanda yang diskriminikasi Keyakinan,solah olah bangsa indonesia juga mudah untuk di jajah  keyakinanya,tawaran menggiurkan begitu kental nuansa gospelisasi kata kamus bahasa vicky,tidak tau itu juka termasuk seperangkat metode penjajahan,agar tunduk patuh seiya sekata dalam doktrin yang katanya tuhan itu menjelma tuhan itu beranak,semua serba di paksakan..padahal dalam konferensi...tuhan baru di daulat dalam kebingungan,tak sadarkah itu penyimpangan,tak sadarkah kitab suci mereka updet dan refisi seenak perut dan selangkangan mereka......mana keyakinan mereka berlabuh kalu tidak ke gold and glory?..... abad pertengahan kembali muncul model kepercayaan,liberalisasi agam...seolah olah tuhan ada karena kita,dibebaskan pula pemikiran hewani yang katanya darwin kita termasuk mamalia,ahhh...tapi sayang ....itu tidak bisa di sinkronkan dengan agama tauhid,agama ibrahim,ismail,musa ,isa dan Muhammad... islam terlalu sakral untuk di simpangkan,...biarlah agama lain menjadi keyakinan perut dan selangkangan,tapi kami masih teguh dalam pendirian pejuang2 terdahulu,yang membela tanah air karena alloh..melawan penjajah dengan keikhlasan.....biarkanlah keyakinan kami berlabuh pada titik pusat peng-esaan......jangan kau ganggu kami dengan fitnah Terorisme,Anarkisme....jangan sampai anda tersengat lebah karena mengganggunya..karena bagi kami,keyakinan adalh nilai yg penting dalam setiap pribadi manusia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline