Lihat ke Halaman Asli

Jangan Lihat Sekarang tapi Lihat di Akhir

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

I. Kisah Pertama

Kisah Seorang penceramah,  jika dia menguraikan tausyiah/ceramah tentang kehidupan sungguh luar biasa bahkan sampai banyak orang kagum, bahwa orang ini akan menjadi ulama besar ,  tetapi ketika akhir hidupnya sangat memprihatinkan mengalami kematian yang cukup tragis dan bau tak sedap menyelimuti rumah sang  pencaramah, ternyata wafat Bunuh Diri karena beban hidaup tak sanggup dia pikul.

I. Kisah Kedua

Seorang Kepala Security di salah satu tempat di Jakarta Utara, selama bekerja diperusahaan  membuat masalah baik melakukan kriminalitas/perbuatan kurang berkenan, bahkan sampai keluarga malu mengakui si pulan/ybsktan menjadi saudara. Setelah pensiun menjadi security  sang adik meminta dia pindah/hijrah ke Sumatra Barat untuk menekuni dia sebagai ahli bengkel dan mesin dan dia meng-amiini/manut dan ikut untuk hijrah, setelah hijrah si pulan rajin mendalami ilmu agama dan Alhamdulilah sang Adik mengajak umroh, kondisi kesehataan dengan latar belakang lever tetap kuta menjalani umroh dan pulang ke Indonesia pasca Ibadah Umroh menjadi orang Baik . Pada akhirnya selang berapa lama si Pulan di panggil oleh Allah SWT/Wafat dalam keadan baik, banyak yang taziah atau datang untuk melayat sampai ribuan orang, wafat dalam keadan senyum dan wangi subhana Allah semoga kita tergolong tersebut.

Dari kisah nyata tersebut saya mengajak diri saya, keluarga dan pembaca kompasiana untuk kita jangan selalu menilai seseorang saat ini dan selalulah berfikir positif dan prasangka baik karena boleh jadi yang kita hujat hari ini orang berbuat bukan dijalan yang benar/salah pada ahir hayat dia menjadi orang baik.

Marilah kita selalu berdoa semoga saudara kita masih belum dijalan yang benar mereka diberikan hidayah ada sebuah ayat yang baik kita renungkan :

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسى‏ أَنْ يَكُونُوا خَيْراً مِنْهُمْ وَلا نِساءٌ مِنْ نِساءٍ عَسى‏ أَنْ يَكُنَّ خَيْراً مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنابَزُوا بِالْأَلْقابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإيمانِ وَ مَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ


Hai orang-orang yang beriman, jangan lah kamu mengolok-olok kaum yang lain [karena] boleh jadi mereka [yang diolok-olok] lebih baik dari mereka [yang mengolok-olok] dan jangan pula kaum wanita [mengolok-olok] wanita lain [karena] boleh jadi wanita yang [diperolok-olok] lebih baik dari wanita [yang memperolok-olokkan] dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan lah kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk-buruk. Seburuk-buruk panggilan [ialah] panggilan yang buruk sesudah beriman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Q.S Al-Hujuurat 13.
Renungan Sore Tq

Wassalammu'alaikum Wr Wb.

H. Hamidi AR

Anggota DPRD DKI Jakarta

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline