Lihat ke Halaman Asli

Hamid Amren

seorang pembelajar yang suka menulis

Taman Iskandar Muda, Rumah Bersama Masyarakat Aceh di Perantauan

Diperbarui: 18 Oktober 2024   13:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi warga Aceh di seputaran Jabodetabek bahkan Banten dan sebagian Jawa Barat nama Taman Iskandar Muda tentu nama yang tidak asing. Taman Iskandar Muda (TIM) merupakan organisasi/perkumpulan/paguyuban masyarakat Aceh yang bertempat tinggal di Jakarta (pada awalnya begitu hanya di Jakarta saja), namun saat ini TIM telah berkembang di Banten, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Sorong Papua Barat dan Kalimantan Utara.

Nilai dan semangat ide dasar pendirian TIM adalah semangat solidaritas, kebersamaan dalam menghadapi suatu musibah, cobaan-cobaan yang menimpa anggota masyarakat Aceh, serta turut menyemarakkan dan meramaikan peristiwa-peristiwa suka dan syukur, seperti perkawinan dan peusijuk. Disamping itu TIM juga ikut memikirkan dan mengadakan sarana dan tempat pemondokan bagi pelajar mahasiswa Aceh yang belajar di ibukota Jakarta (Buku Taman Iskandar Muda Menembus Masa, Jejak Langkah TIM Menuju Global, hal 7, yang ditulis oleh Dr.Ir. Surya Darma, MBA mantan Ketua Umum PP TIM 2013-2021).

Hal menarik adalah nama paguyuban ini yang tidak menyebut nama daerah atau suku. Lazimnya nama paguyuban atau organisasi kedaerahan pasti menyebutkan satu diantara dua identitas tersebut, kalau tidak nama daerah ya nama sukunya. Sering juga nama daerah diambil dari nama sukunya sekaligus. Ternyata begini cerita awalnya. Nama TIM diperkenalkan oleh Tjek Mat Rahmany dan Hadi Thajeb dan dipilih sebagai nama organisasi masyarakat Aceh Jakarta dan sekitarnya dengan alasan lebih netral, tidak memperlihatkan kedaerahan yang kental karena tidak ada sukuisme tetapi tetap berorientrasi provinsi dengan mengambil nama tokoh Aceh yang legendaris yaitu Sultan Iskandar Muda (buku yang sama diatas hal 3).

Di era Dr. Ir. Mustafa Abubakar menjabat Ketua Umum PP TIM 1993-2000 (Mantan Menteri BUMN) mencetuskan empat sasaran strategis dalam mewujudkan  visi misi TIM yaitu tahiro gampng, tajunjng nanggrou, tapaku anggota dan tapeuluah syedara. Sasaran strategis ini sangat relevan hingga sekarang (bahkan dipastikan relevan disetiap jaman, pen)  buku yang sama hal 112.

Kiprah TIM terkait empat sasaran strategis organisasi sangat banyak.Tidak mungkin diceritakan semua disini. Secara otentik sudah ditulis dalam buku tadi yang tebal mencapai 630 halaman (belum termasuk kata pengantar).

Saat ini Ketua Umum TIM dijabat oleh Ir. H. Muslim Armas dan TIM telah berkembang lebih dari 60 Cabang. Harapannya TIM hendaknya bisa menjadi rumah besar bersama masyarakat Aceh yang berada diluar Aceh (se Indonesia) serta terus memperlebar kepak sayapnya. Banyak daerah lain diluar provinsinya hanya ada satu organisasi kedaerahan.

Jejaring dalam suatu wadah organisasi bersama dan besar banyak manfaatnya. Banyak kemudahan didapat. Kemanapun kita bergerak mempunyai jaringan komunikasi yang cepat. Hal ini juga sejalan dengan perintah agama agar kita menyambung silaturahmi dan berjamaah.

Masyarakat Aceh terkenal sebagai orang yang egaliter. Tidak minder, berani tampil dan bisa menyesuaikan diri dimana saja. Jiwa egaliter ini jika mampu dipersatukan semuanya akan menjadi energi positif untuk membangun dalam banyak bidang. Khususnya dalam pencapaian empat sasaran strategis organisasi yang semua bermuara pada kepentingan rakyat Aceh, bangsa dan negara (**).
Penulis Ketua TIM Cabang Kaltara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline