Lihat ke Halaman Asli

Hamid Amren

seorang pembelajar yang suka menulis

Biasakan Tertib Berlalu Lintas

Diperbarui: 11 September 2017   05:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mulai bangun tidur hingga tidur lagi setiap orang melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan dari satu tempat ketempat lain dapat dilakukan secara efektif jika tersedia sarana dan prasarana transportasi. Tersedia saja tidak cukup tetapi juga harus baik dan berkualitas. Transportasi memegang peranan sebagai urat nadi kehidupan. Mustahil sesorang bisa berpindah dari suatu tempat ke tempat lain tanpa menggunakan transportasi. 

Seorang ibu hamil yang akan melahirkan dirumah sakit membutuhkan sarana transportasi. Demikian juga jenazah yang telah dimasukkan kedalam keranda agar bisa sampai ketempat pemakaman membutuhkan transportasi. Mulai dari orang lahir hingga orang meninggal dunia membutuhkan transportasi. 

Begitu pentingnya transporasi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai urat nadi kehidupan, sebagai alat mobilitas orang dari satu tempat ketempat yang lain. Sebagai sarana agar barang bisa berpindah dari satu daerah ke daerah lain. Selain urat nadi kehidupan transportasi juga merupakan bagian dari kegiatan usaha. Banyak pelaku usaha yang terjun dibidang transportasi baik darat, laut maupun udara. Sebagai penyedia prasarana, penyedia sarana moda transportasi dan beragam penyedia jasa pendukung lainnya. Tak sedikit pengusaha besar bahkan konglomerasi lahir dari kegiatan usaha dibidang transportasi. 

Tapi yang perlu dipahami bahwa bisnis dibidang transportasi berbeda dengan bisnis lainnya. Resiko keselamatan pengguna jasa sangat rentan. Ada ribuan bahkan puluhan ribu jenis kegiatan usaha lainnya tidak rentan resiko terhadap konsumennya. Tidak pernah ada berita orang mati karena beli pulsa, jahit pakaian, servis HP, perbaiki jam dan lain-lain sebagainya. 

Beragam penjual kebutuhan dan penyedia jasa tidak membuat pembelinya luka-luka apalagi meninggal dunia. Sedangkan usaha dibidang transportasi, pada saat anda sedang membaca tulisan ini, ada saja orang yang sedang mengalami kecelakaan. Bila tidak disekitar anda, bisa terjadi dibagian lain wilayah Indonesia atau dibelahan dunia lainnya. Korban bisa meninggal dunia, luka berat, luka ringan atau kerusakan harta benda.

Berdasarkan Badan Perserikatan Bangsa Bangsa World Health Organizatin (WHO) Indonesia merupkan negara tertinggi angka kecelakaan transportasi di Asia dibawah Cina dan India. Korlantas Maber Polri merilis angka kecelakaan lalu lintas 2016 dengan jumlah kecelakaan 105.374 kasus, luka ringan 120.913 orang, luka berat 22.939 orang dan meninggal dunia 25.859 orang. Rasio angka meninggal dunia mencapai 70 orang perhari. 

Sementara Badan Narkotika Nasional (BNN) merilis angka kematian akibat narkoba 2016 sebanyak 17.977 orang atau rata-rata 49 oarng perhari. Jumlah korban kecelakaan lalulintas mengerikan bukan? Dan kecelakaan lalulintas bisa dialami siapa saja, apalagi yang tidak hati-hati dan waspada. 

Lantas apa yang harus dilakukan. Sebagaimana telah disebutkan diatas, transportasi merupakan urat nadi kehidupan dan kegiatan bisnis. Ditengahnya ada keselamatan. Ketersediaan moda transportasi dan keselamatan seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Keselamatan mutlak, tidak dapat di tawar dan zero tolerance. Jika tidak mampu memenuhi standar keselamatan lebih baik tidak masuk di bisnis transportasi. Banyak jenis usaha lainnya tersedia. Prasarana yang tidak memenuhi standar rentan terjadi kecelakaan. Demikian pula moda transportasi yang tidak laik jalan, tidak laik laut dan tidak laik terbang tidak saja membahayakan konsumen tetapi juga mencelakakan para pelaku atau karyawannya. 

Di negara maju jaminan keselamatan transportasi jauh lebih baik dan nyaman. Karena negara tersebut menerapkan standar maksimal. Berbeda dengan negara berkembang yang kadang masih mengkompromikan antara strandar maksimal dengan pola minimal. Selain itu tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap budaya berlalu lintas. 

Semakin disiplin masyarakat semakin rendah tingkat kecelakaan. Didarat kepatuhan terhadap rambu-rambu lalulintas, tidak ngebut, beri kesempatan kepada orang lain, memakai kelengkapan keamanan mengemudi dan lain sebagainya. Dilaut mematuhi alur pelayaran, memakai baju pelampung dan kepatuhan terhadap ketentuan pelayanan lainnya. Demikian pula di udara semua instruksi keselamatan penerbangan wajib dipatuhi. Tak perlu muluk-muluk mau langsung meuwujudkan budaya tertib berlalu lintas, tetapi cukup "biasakan saja dulu tertib berlalu lintas" dalam keseharian kita.(***)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline