3 mahasiswa PENS, Fakhrir Amrullah (21), Herianto Siregar (21), Hamidah Nurus Shoumi (19), membuat "Battery-less LED", sebuah saklar untuk menyalakan lampu LED di ruangan bertenaga matahari. Ini merupakan sebuah inovasi dalam hal penghematan listrik khususnya dalam hal penerangan di gedung pendidikan.
Sesuai dengan peraturan pemerintah (ESDM), pemanfaatan energi listrik wajib dilakukan secara hemat dan efisien. Salah satu langkah penghematan energi listrik adalah dengan memanfaatkan cahaya matahari sebagai energi terbarukan.
Berawal dari ide untuk memanfaatkan cahaya matahari di siang hari, terciptalah "Battery-less LED". Dengan mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik menggunakan panel surya dan distabilkan oleh "Battery-less LED" untuk menyalakan lampu LED saat itu juga tanpa memerlukan baterai.
Target utama dari "Battery-less LED" adalah gedung pendidikan. Hal ini didasarkan pada kondisi gedung-gedung pendidikan yang ternyata masih menyalakan lampu saat kegiatan belajar mengajar pada siang hari. Survey di PENS dengan 54 responden dari berbagai jurusan menunjukkan dari total 8 jam kuliah mereka menyalakan lampu ruangan selama 6,4 jam di siang hari.
Kunggulan dari "Battery-les LED" antara lain pengoperasian mudah (satu tombol), instalasi mudah (plug and play), lebih efisien dengan konversi daya satu tahap, dan mudah disesuaikan dengan lampu LED yang dipakai. Dengan "Battery-less LED" diharapkan dapat menerangi ruangan gedung pendidikan menggunakan cahaya matahari sehingga menghemat pemakaian listrik PLN di siang hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H