Dalam kehidupan modern saat ini, fenomena dari kehidupan yang konsumtif dan kemewahan telah menjadi tren baru dikalangan orang-orang yang kaya baik secara material maupun finansial, tetapi miskin secara spiritual.
Bahkan terjadi perlombaaan kemewahan yang diperlihatkan secara terbuka sehingga kesenjangan ekonomi itu terasa menyakitkan, terutama bagi orang-orang yang berpenghasilan rendah dan termiskinkan.
Dalam kehidupan masyarakat modern, perkembangan hedonisme semakin tak terkendali, semuanya berusaha mengejar kekayaan, uang dan kekuasaan untuk memuaskan sikap hedonisme dalam hidupnya.
Hedonisme yang bertumpu pada kegiatan untuk bersenang-senang secara fisik dengan tujuan untuk memuaskan hawa nafsunya belaka, sebenarnya didorong oleh penguasaan dan pemusatan kekayaan pada kelompok tertentu yang cenderung untuk pamer dan memamerkan kelebihan yang dimiliki.
Biasanya manusia tidak pernah merasa puas dengan benda yang mereka peroleh dengan prestasi yang dicapai. Apabila keinginan dankebutuhan masalalu sudah terpenuhi, maka keinginan-keinginan yang baru akan wujud. Di negara-negara yang miskin hal seperti itu memang lumrah.
Konsumsi makanan yang masih rendah dan perumahan yang kurang memadai telah mendorong masyarakat untuk berusaha mencapa taraf hidup yang lebih tinggi. Di negara yang sangat kaya sekalipun, seperti di Jepang dan Amerika Serikat, masyarakat masih mempunyai keinginan untuk mencapai kemakmurah yang lebih tinggi dari yang telah mereka capai pada masa ini.
Sudah menjadi tabiat manusia, ia akan lebih konsumtif menghamburkan uang, manakala mulai mengenyam kehidupan yang mapan dan kemudahan ekonomi. Seolah-olah kekayaan kurang berarti banyak ketika pemilik tidak menggunakannya untuk keperluan yang lebih besar dan kemewahan. Misalnya dengan banyak memenuhi kebutuhan yang kurang penting untuk dirinya sendiri. Begitulah keadaan seseorang, ia lebih mudah beradaptasi dengan hidup enak daripada beradaptasi dengan hidup yang menderita.
Hedonisme dalam masyarakat telah mendorong kegiatan ekonomi dan bisnis baru yang mendorong lahirnya perusahaan dan industri barang-barang mewah yang mencengangkan banyak orang dan tidak mungkin terjangkau oleh kehidupan orang-orang miskin.
Akibatnya, sikap materialisme yang memandang uang adalah segala-galanya dan menjadi alat pemuas hawa nafsu yang paling efektif menjadi Tuhan yang baru, menjadi tujuan hidupnya, diperebutkan mati-matian dan dipertuhankan dimana-mana.
Sekularisme yang memandang hidup ini hanya didunia dan bertujuan untuk mendapatkan kesenangan didunia saja telah menjerumuskan banyak anak muda yang hanya mencari dan mengejar kesenangan yang hanya sesaat, seperti narkoba dan free sex yang pada akhirnya menyeret mereka pada kesengsaraan hidup oleh penyakit pergaulan bebas serta frustasi menghadapi tantangan kehidupan yang makin keras dan kompetitif.
Semuanya berasal dari kehidupan yang bermewah-mewahan dan berlomba dalam kemewahan, bahkan bermewah-mewah juga terjadi dalam kehidupan keberagaman. Al-quran menyatakan yang artinya: "Hai anak adam, pakailah pakaian yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan".[QS. Al-A'raf(7):31]