Lihat ke Halaman Asli

Fajrin Hamid

Pengajar

Sejarah Orang Buton Di Huamual Petuanan Luhu

Diperbarui: 14 Juli 2024   16:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Orang Buton : La yusurie

Tak banyak yang tahu jika kecamatan huamual adalah kecamatan yang menempati jumlah penduduk terbesar di kabupaten SBB, disusul kecamatan seram barat diurutan kedua. 

Di kecamatan huamual sendiri ada lima desa atau negeri, yaitu desa ariate, loki, iha, kulur dan desa luhu. Dari masing-masing desa itu membawahi beberapa dusun atau kampung, dan uniknya mayoritas dusun-dusun tersebut adalah perkampungan etnis buton.

Negeri Luhu adalah desa yang memiliki batas teritorial (wilayah adat) yang sangat luas dan memiliki banyak kampung petuanan, dari kampung olatu di tepi barat hingga air papaya di timur adalah bagian dari kekuasaan atau petuanan desa luhu. 

Ada sekitar sembilan belas kampung dibawa petuanan desa luhu yang keseluruhannya masih berstatus dusun, dan mayoritas penduduknya adalah etnis buton. Sumbangan jumlah penduduk yang sangat besar dari dusun-dusun ini menjadikan luhu sebagai desa yang paling boros dengan jumlah penduduk. 

SEJARAH ORANG BUTON DI HUAMUAL

Tidak asing lagi jika orang buton merupakan pelaut tangguh, keberadan mereka di pesisir huamual bukti yang menguatkan ketangguhan mereka melintasi samudera lautan hingga tiba di pulau seram huamual. 

Belum diketahui pasti tahun berapa orang buton pertama kali menginjakan kaki di pesisir huamual, tetapi jika menghitung dari generasi yang sekarang mereka adalah generasi ketiga. Itu artinya mereka datang di kawasan itu sebelum Indonesia merdeka, yaitu sekitar tahun 1920an. 

Kedatangan mereka di huamual selain mencari kehidupan baru, mereka juga memposisikan diri dengan baik serta menjadi warga petuanan yang memberi banyak keuntungan bagi negeri adat.  

KEHIDUPAN DAN MATA PENCAHARIAN 

Orang buton di huamual kebanyakan adalah sub etnis cia cia dari holimombo, wabula, kondowa, berese, kase, takimpo, lipacu dan yang lainnya. Di tanah buton, sub etnis ini bukanlah para nelayan tulen seperti buton binongko, tapi kebanyakan mereka adalah petani yang berkebun di gunung sekitar benteng holimombo, barulah kemudian mereka migrasi dari gunung ke pantai dan ada yang melanjutkan perjalan ke luar daerah termasuk huamual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline