Beberapa pekan ini kita dihebohkan dengan tertangkapnya kepala lapas suka miskin oleh penyidik KPK. Kalapas ini diduga melakukan penyelewengan dan menerima suap untuk fasilitas mewah yang bisa diperoleh para terpidana di dalam penjara.
Terbukti saat operasi tangkap tangan tersebut KPK juga menemukan kamar penjara yang memiliki fasilitas wow bagaikan apartemen. KPK menunjukkan bahwa ada penjara mewah di lapas sukamiskin.
Bayangkan saja, di kamar lapas yang seharusnya bisa bikin terpidana jera dan bertaubat malah diberi fasilitas mewah yang membuat mereka nyaman layaknya di rumah sendiri.
Fasilitas mewah tersebut antara lain AC, toilet terpisah, kulkas, televisi bahkan ditemukan beberapa narapidana yang memiliki sel dobel yang dimodifikasi layaknya rumah bertingkat.
Tentunya semua fasilitas mewah tersebut bukanlah pemberian yang cuma-cuma. Para tersangka korupsi ini harus membayar (menyuap) Kalapas tadi agar mendapat fasilitas di dalam sel penjaranya.
Yang lebih mengejutkan lagi, saat OTT KPK kemarin ditemukan dua narapidana yang tak ada di dalam selnya. Sungguh aneh bukan? Salah satu terpidana beralasan sedang keluar berobat.
Jujur saya sangat tidak percaya alasan tersebut, apalagi setelah terungkapnya kasus Papa Bakpao yang pura-pura opname beberapa waktu yang lalu. Sebegitu mudahkah para narapidana keluar masuk penjara? Apakah kondisi mereka kritis (mau mati) hingga harus perawatan di luar penjara? Tak adakah tenaga medis yang memadai di lapas mewah sukamiskin ini?
Masih banyak lagi pertanyaan di benak hati saya yang belum terjawab.
Namun kiranya boleh memberikan usul, alangkah baiknya jika sistem penjara khususnya sukamiskin ini meniru sedikit sistem yang ada di pabrik es krim Campina. Tentunya dengan tujuan agar napi bisa lebih terkontrol dan tidak semaunya sendiri, toh mereka sedang di hukum bukan darmawm wisata kan?
Berikut beberapa hal yang bisa diterapkan di lapas suka miskin yang terinspirasi dari kunjungan saya ke pabrik es krim Campina kemarin:
Pertama: memaksimalkan penggunaan CCTV dan layar televisi yang ada.