Soto Qonaah merupakan soto legendaris terutama bagi para mahasiswa dan mahasantri di sekitar UIN Malang. Bagaimana tidak, dengan uang Rp. 5.000 saja kita sudah bisa menikmati soto dengan nasi penuh dan sudah ditaburi suwiran ayam, kentang goreng plus dapat krupuk 4 kecil-kecil. Tak heran setiap hari soto ini selalu saja dibanjiri pengunjung sampai-sampai bapaknya harus menggelar terpal untuk tempat duduk lesehan.
Berbeda dengan kebanyakan warung yang memilih tetap berjualan dengan tirai atau hanya melayani saat buka dan sahur saja. Pada bulan puasa ini soto qonaah memilih untuk meliburkan diri alias tidak jualan sama sekali. Hal ini memang rutin dilakukan setiap bulan puasa di setiap tahunnya.
Saya pernah bertanya tentang alasannya, pada intinya pemilik soto qonaah ingin fokus beribadah selama bulan puasa. Bagi mereka rezeki bisa dicari namun bulan puasa yang penuh berkah ini tak kan kembali lagi dan setahun hanya sebulan saja.
Memang pemikiran yang berbeda dengan kebanyakan penculik warung yang tetap menjalankan usahanya selama bulan puasa. Dimana pada bulan ini konsumsi akan makanan sangatlah besar dan pastinya bisa mendapat keuntungan yang cukup besar untuk persiapan hari raya.
Soto yang selalu habis di pagi hari ini tidak hanya ingin menghormati orang yang sedang berpuasa tapi mereka juga menghormati diri sendiri dan sang pencipta dengan tidak berjualan. Dengan tidak berjualan dan fokus pada ibadah mereka ingin mendekatkan diri kepada sang Pencipta Allah Swt.
Jika memaksakan berjualan pastilah banyak waktu yang digunakan untuk persiapan seperti belanja ke pasar, masak bahan-bahan, menyajikan ke pelanggan hingga bersih-bersih bukanlah sesuatu yang cepat. Banyak waktu yang nantinya akan terpakai, padahal di bulan suci ini semua amal ibadah dilipatgandakan oleh Allah Swt.
Mereka sudah menabung dari penghasilan di sebelas bulan sebelumnya. Sehingga saat tidak berjualan di bulan puasa tidak mempengaruhi keuangan mereka. Sehingga mereka bisa benar-benar fokus untuk beribadah. Ini mungkin cara pandang yang unik terutama bagi pemilik warung, tapi itulah jalan yang mereka yakini.
Mari kita saling menghormati dan memahami antar sesama. Janganlah kita saling menyalahkan apalagi dengan kekerasan, agar kita semua mendapat hikmat dari bulan puasa yang penuh rahmat ini. Selamat menjalankan ibadah puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H