Lihat ke Halaman Asli

Lampu Merah untuk Tim Thomas dan Uber Indonesia

Diperbarui: 2 Mei 2018   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tim putra saat memenangkan Badminton Asia Team 2018 awal tahun lalu (foto dari olahraga.kompas.com)

Tanggal satu kemarin PBSI resmi mengumumkan pemain yang akan bertanding dalam gelaran piala Thomas dan Uber bulan ini. Harapan cukup tinggi disematkan kepada tim Thomas kita, karena dalam daftar pemainnya ada ganda putra nomer satu dunia Marcus/Kevin serta ada ganda sarat pengalaman Hendra/Ahsan. Selain itu tunggal putra muda kita juga memiliki semangat yang sangat besar dan sudah lalu lalang di berbagai turnamen dunia sebut saja Ginting, Jojo serta Ihsan.

Sedangkan untuk tim Uber kita hanya berharap agar mereka memberikan kejutan pada gelaran ini. Secara peringkat dunia tim Uber kita masih kalah jauh dengan China dan Jepang, kita juga harus berhati-hati saat melawan Korea Selatan, India maupun Denmark yang memiliki tim putri yang mumpuni. 

Perlu diingat Indonesia terakhir kali memenangkan piala Uber pada tahun 1996 alias 22 tahun yang lalu, sedangkan untuk piala Thomas terakhir kali dimenangkan pada tahun 2002 alias 16 tahun lalu, sudah lama bukan?

Sebenarnya harapan pada tim Thomas sempat tinggi pada bulan februari saat mereka berhasil mengalahkan China pada final Asia Team Badminton yang diadakan di Malaysia. 

Namun harapan ini mulai agak meredup pada hari minggu kemarin bertepatan saat penyelenggaraan final Badminton Asia Championships 2018 yang diadakan di Wuhan China. Pada final tersebut Indonesia hanya diwakili oleh ganda campuran senior Tontowi/Natsir yang akhirnya harus mengakui keunggulan ganda campuran China Wang/Huang dalam dua set langsung 21-17, 21-17. 

Dalam turnamen ini China berhasil mengunci dua gelar di ganda campuran dan ganda putranya, sedangkan Jepang juga sukses mendapat dua gelar lewat tunggal putra dan ganda putri. Satu gelar lagi berhasil dimenangkan tunggal putri peringkat satu dunia Tai Tzu Ying dari China Taipei.

Dengan hasil minor ini, tim Thomas dan Uber Indonesia harus sudah menyalakan lampu merah sebagai tanda bahaya. Minus duo Minion, sebenarnya tim Indonesia pada turnamen ini sudah menurunkan semua pemain andalannya. 

Sayangnya semua wakil Indonesia berguguran, untuk tim putra habis dan hanya sampai pada 16 besar dimana Fajar/Rian, Berry/Hardianto, Ginting, Angga/Rian, Hendra/Ahsan dan Jonathan Christie kompak kalah melawan lawan-lawan mereka. Untuk tim putri masih lumayan karena masih ada ganda putri Della/Rizki melaju sampai semifinal.

Lampu merah sudah menyala, kekalahan di Wuhan ini harus menjadi pelecut semangat tim merah putih. Tim Thomas dan Uber harus segera berbenah karena dalam piala Thomas Uber yang diadakan sebentar lagi pemain-pemain dari China, Jepang, Korea Selatan inilah yang akan menjadi lawan berat Indonesia,belum lagi akan ikut juga Denmark yang menjadi kekuatan dunia terutama di sektor putranya. Sebagai juara bertahan piala Thomas maka Denmark akan bermain habis-habisan untuk mempertahankan gelarnya. 

Habis gelap terbitlah terang, maka habis lampu merah pastilah ada lampu kuning dan hijau juga. Masih ada waktu untuk berbenah, jika semua sudah berusaha semaksimal mungkin maka gelar pun akan bisa diraih. Semoga Indonesia bisa bangkit, jangan lupa kita dukung bareng ya...!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline