Lihat ke Halaman Asli

Menggalakkan "Study Tour" Lokal untuk Anak Sekolah

Diperbarui: 25 April 2018   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu kampung tematik yang bisa jadi tujuan wisata anak sekolah (foto dari regional.kompas.com)

Wisata kini sudah menjadi komoditi yang sangat potensial bagi pertumbungan ekonomi masyarakat. Mengetahui hal tersebut, kini telah banyak dibentuk kelompok sadar wisata atau biasa disebut Pokdarwis dengan harapan masyarakat bisa menikmati langsung pertumbuhan ekonomi dari sektor wisata. Dengan begitu sektor wisata tak hanya dikuasai oleh para pemodal besar yang biasanya mengorbankan masyarakat di sekitar kawasan wisata tersebut.

Di Kota Malang sendiri sudah banyak Pokdarwis yang aktif dan mulai menumbuhkan wisata di lingkungan mereka. Perlu diingat wisata tak hanya sekedar wisata alam seperti air terjun, pantai dan lain-lain, bukan pula selalu berbentuk taman hiburan atau buatan yang memerlukan modal yang tak sedikit. Banyak hal sekarang bisa dijadikan tempat wisata, misalnya saja belasan kampoeng tematik di Kota Malang sepert kampung warna-warni, kampung tridi, kampung trigi Glintung dan lain lain yang sukses menarik perhatian sehingga banyak pengunjung yang berdatangan.

Berkembangnya Pokdarwis dan wisata lokal ini harus segera kita dukung, jika tidak maka tak akan lama mereka bertahan dan lamban laun akan gulung tikar. Tak perlu menunggu wisatawan luar kota apalagi luar negeri untuk meramaikan dan menghidupkan wisata lokal ini. Kitalah yang harus aktif mendukung, dengan cara jangan lagi ada rasa malas atau malu dan hilangkan mindset tentang wisata lokal itu jelek, tak sebaik wisata yang ada di Kota atau daerah lain. Kalau bukan kita siapa lagi ?

Selain cara di atas tentunya pemerintah juga harus turut andil dalam melestarikan wisata lokal yang digagas sendiri oleh warganya. Caranya sangat banyak dan tak hanya sekedar memberikan dana bantuan saja, perlu ada kebijakan yang mendukung wisata lokal ini. Salah satu yang mungkin paling efektif yaitu menggalakkan kembali studi tour untuk anak sekolah, tentunya tujuannya di Kota sendiri tak perlu jauh-jauh pergi ke Jogja atau Bandung untuk berwisata. Perlu diketahui studi tour ini sudah banyak ditinggalkan oleh sekolah semenjak ada program sekolah gratis, banyak pihak yan takut jika mengadakan tarikan dana pada siswa.

Dengan mengintruksikan lewat diknas pendidikan setempat tentunya program ini akan dilaksanakan oleh masing-masing sekolah. Dengan minimun kunjungan sekali dalam satu semester pastilah wisata lokal kita akan berkembang. Mari kita hitung kasarnya, satu sekolah dasar di Kota Malang ada sekitar 200 siswa dan anggap saja ada 200 sekolah dasar yang ikut berkunjung ke wisata lokal ini sudah jelas ada 40.000 pengunjung bukan. Belum untuk sekolah menengah nya pasti lebih banyak lagi.

Program tour wisata lokal ini sangat relevan untuk anak sekolah, karena di Kota Malang sendiri menyediakan belasan kampung tematik dan ini akan sesuai dengan pembelajaran mereka yang memakai kurikulum 2013 yang notabene pembelajaran tematik juga. Jadi selain wisata lokal yang terangkat siswa juga mendapatkan pembelajaran tambahan saat kegiatan ini. Untuk biaya tentunya sekolah harus membicarakannya dengan komite sekolah yang merupakan perwakilan wali siswa, karena lokasi yang tak jauh pastinya biaya yang dikeluarkan pun juga tak akan banyak.

Jika ini bisa terealisasi maka Pokdarwis harus selalu meningkatkan pelayanannya untuk menjamu semua pengunjung yang datang. Melengkapi fasilitas umum seperti jalan yang layak, kamar mandi, kantin, pamflet serta guide lokal harus diperhatikan agar siapapun yang datang memiliki kesan yang bagus. Kesan inilah yang nantinya akan membawa lebih banyak lagi pengunjung ke wisata lokal, apalagi dengan semakin cepatnya berita menyebar di media sosial kian menjadi nilai plus sendiri dalam promosi.

Bagi siswa dan pihak sekolah jangan ragu lagi untuk berkunjung sekaligus belajar di luar kelas, selain ilmu dan pengalaman yang di dapat, siswa dan guru bisa sekalian berwisata bukan. Jangan hanya berwisata di kelas 5 atau 6 saja, itupun hanya sekali waktu dan memilih lokasi yang jauh, tentunya memakan biaya yang mahal. Kenapa harus jauh-jauh jika di kota sendiri menyajikan banyak wisata edukasi yang menarik ?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline