Lihat ke Halaman Asli

Ini Alasan Indonesia Tak "All Out" di Swiss Open 2018

Diperbarui: 2 Maret 2018   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Juara Ganda Putra Swiss Open 2018 foto dari http://www.ligaolahraga.com

Swiss open 2018 baru saja selesai, pada hari minggu kemarin dengan Jepang berhasil menggondol dua gelar lewat tunggal putri dan ganda putri. Sedangkan gelar lain dibagi rata, di sektor tunggal putra diraih wakil India, sektor ganda campuran diambil wakil Jerman, sedangkan pasangan gaek dari Denmark Boe/Mogensen sebagai unggulan pertama.

Dimana Indonesia ? Padahal pada gelaran turnamen sebelumnya mulai Thailand Master sampai India Open berhasil meraih gelar juara.

Alasan paling besar yang kita ketahui bersama yakni PBSI ingin fokus dalam gelaran All England yang akan dilaksanakan minggu depannya. Namun hemat saya selain karena All England yang termasuk level tinggi yakni grade 2 level 2 yang setingkat dengan Indonesia dan China Open, ada beberapa alasan PBSI tak tampil All out dalam perebutan gelar di Swiss Open kemarin, antara lain:

Pertama, Masalah kebugaran pemain. Sejak awal tahun turnamen di selenggarakan hampir setiap minggu dan berpindah-pindah negara, hal ini pasti membuat pemain kurang fit jika memaksakan mengikuti seluruh event dan dikhawatirkan pemain rentan terkena cidera.

Kedua, lokasi turnamen di Eropa. Beda dengan empat gelaran sebelumnya yang semuanya berada di Asia. Swiss termasuk lokasi yang jauh dari negeri kita, jarak tempuh inilah yang tak efektif buat pemain.

Ketiga, tidak ada jeda di turnamen Eropa. Masih efek dari alasan kedua, selain jauh dalam waktu berdekatan ada dua event yang menyertai Swiss Open yakni German Open di minggu ini dan All England di minggu depannya. Jelas tiga minggu di Eropa merupakan perjalanan yang lama dan melelahkan karena tak mungkin pemain kita pulang pergi setiap minggu bukan.

Keempat, anggaran yang membengkak. Jika ikut Swiss Open All team maka jelas anggaran akan membengkak. Dengan formasi pemain dan pelatih saja sudah sangat besar beban anggaran yang PBSI keluarkan. Jadi untuk efisiensi dengan tidak mengikuti Swiss Open adalah pilihan yang tepat.

Kelima, memberi kesempatan negara-negara eropa meraih gelar. Dengan sedikitnya wakil Indonesia pastinya membawa angin segar untuk pemain-pemain eropa dalam bersaing untuk meraih gelar. Terbukti dua wakil eropa Boe/Mogensen ganda putra Denmark dan Mark/Isabel ganda campuran asal Jerman berhasil menyabet gelar juara. Serta ada Gabriela/Stefani ganda putri dari Bulgaria, Jan O Jorgensen tunggal putra Denmark dan Marcus/Lauren ganda campuran asal Inggris berhasil melaju sampai ke final turnamen ini.

Mungkin masih ada alasan lain, mengapa Indonesia tak All out di tournament Swiss Open tahun ini. Alhasil tak ada satu gelar pun yang kita raih. Namun jangan khawatir, sebagai fans bulu tangkis yang selalu mendukung Indonesia kita harus positif thingking kepada pengurus PBSI. Pasti mereka sudah mengatur strategi agar Indonesia mampu menorehkan prestasi lebih baik lagi di gelaran tournament tahun ini.

Tahun masih panjang dan masih banyak gelar yang bisa kita menangkan. Semoga mendapat juara di turnamen German Open dan All England di bulan Maret ini, amiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline