Terminal sekarang serasa sepi, banyak bangunan yang mangkrak atau telah ditinggal oleh penghuninya. Terbukti banyak ruko yang tutup dan guling tikar hanya menyisakan toilet dan kantor petugas terminal tentunya. Itupun banyak toilet yang bau pesing dan sudah tak layak pakai. Banyak orang yang tak mau ribet masuk terminal, mereka lebih suka menunggu di depan terminal untuk bus yang langsung berangkat atau melambai-melambai di pinggir jalan karena halte sudah tak berfungsi.
Kita bisa naik bus dari mana saja, tak perlu halte apalagi jauh-jauh pergi ke terminal. Toh sama saja, terminal sekarang seperti jalan raya, bus-bus hanya berhenti dan langsung cabut lagi. Terminal banyak yang tak fungsi bahkan bus pun enggan menghampiri karena tak ada penumpang yang menanti malah rugi bayar retribusi.hehehe
Namun pemikiran di atas berubah saat saya masuk ke terminal Bungurasih di Surabaya, eits maaf salah salah terminal ini berada di kabupaten Sidoarjo dekat dengan kota Surabaya. Terminal ini sudah selesai di renovasi terutama di bagian pemberangkatan bus. Suasana lantai dua pemberangkatan bus antar kota ini layaknya ruang tunggu di bandara dengan kaca besar yang menambilkan bis-bis tertata rapi.
Selain itu di lantai dua ini memiliki mini market dan toilet yang mumpuni, sayangnya toilet yang bagus ini masih berbayar belum gratis seperti di bandara dan stasiun kereta api. Kursi-kursi yang berjajar rapi menambah nyaman para penumpang yang menunggu, bahkan penumpang diperbolehkan menginap di tempat itu jika pemberangkatan bus nya masih esok hari. Semakin nyaman tempat ini juga sudah disediakan kipas angin besar. Ada yang kurang sebenarnya, colokan listrik layaknya di stasiun kereta, di bungur masih jarang kita jumpai. Ada beberapa namun masih tersembunyi di balik pot tanaman hias atau dibelakang kursi.
Ada dua ruangan besar yang nyaman di lantai dua ini, kita bisa beristirahat di situ sambil melepas lelah. Bagi yang ingin bepergian ke kota yang jauh seperti Bali, Mataram dst lewatlah ruangan sebelah kanan, sedangkan untuk jurusan kota-kota yang dekat seperti Madiun, Solo dll lewatlah ruang sebelah kiri.
Di lantai dua sebenarnya sudah steril dari calo atau crew bus yang ramai menawari bus tujuan masing-masing. Walaupun masih ada satu, dua, tiga, empat, lima, enam bahkan lebih oknum calo yang masih seliweran, namun mereka langsung pergi saat petugas terminal sedang berpatroli.
Pada intinya jika semua terminal bisa direnovasi dengan baik, layaknya terminal bungurasih ini maka fungsi terminal akan kembali seperti dulu lagi. Para penumpang tak enggan untuk naik bus dari terminal dan tidak menyegat bus di sembarangan tempat lagi. Lihatlah stasiun kereta api yang sudah tertata kini, memang berat untuk mengawali, tapi layak untuk kita nanti perkembangan terminal ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H