Lihat ke Halaman Asli

Hamdiyatur Rohmah

Guru Sekolah Alam Insan Mulia Surabaya, penulis artikel di majalah LPMP Jawa Timur, Nara Sumber Radio Suara Muslim Surabaya (93.8 FM)

Liburan Karo "Bus Botol", Bus Suroboyo

Diperbarui: 27 Juni 2019   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

"Bus Botol" alias Bus Suroboyo sudah satu tahun ini beroperasi dan dinikmati masyarakat Surabaya sebagai alat transportasi maupun sarana pendidikan bagi sekolah dan keluarga. Sebagai warga yang tinggal di Surabaya, baru kemarin Rabu, (26/6/2019) saya bisa menikmati fasilitas transportasi keren ini.

Sengaja kami membawa anak-anak untuk menikmati alat trasportasi yang masih cukup hangat di kota Surabaya ini. Karena profesi saya berada di dunia pendidikan, maka fokus perjalanan kami adalah City Tour Pendidikan. Fasilitas bus lengkap, AC, tempat duduk super nyaman, informasi tertulis, APAR, dan tentunya petugas yang ramah dan juga berkenan memberikan edukasi pada para penumpang.

dokpri

Sistem pembayaran dengan media botol mineral cukup mudah dan ringan bagi masyarakat. Sebelum melakukan perjalanan, saya sengaja mencar botol mineral kosong (dibuang sembarangan, atau di tempat sampah) di sekitar lingkungan tempat tinggal, kemudian dicuci bersih dan siap digunakan sebagai alat transaksi. Hal ini sengaja saya lakukan dalam rangka belajar peduli lingkungan dan misi penyelamatan dunia melalui cara sederhana, mencari sampah botol dari hasil kelalaian manusia.

Di dalam bus, saya mencoba mewawancara petugas agar lebih paham bagaimana sistem operasional alat transportasi ini.

"Pak, apakah aturan jumlah botol ini benar-benar dilaksanakan?"

"Iya mbak, kami laksanakan sesuai aturan. Tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih", sang petugas menjawab dengan mantab.

"Dan ini juga tergantung pada kejujuran penumpang juga", imbuhnya.

Sepanjang perjalanan, saya mengenalkan beberapa gedung dan jenis kendaraan yang terlihat kepada anak-anak. Menjawab semua pertanyaan yang hadir dari apa yang dilihat dan memahamkan peraturan duduk, bicara, dan tidak boleh makan saat berada di dalam bus botol. 

Yang unik, tapi biasa bagi kami yang tinggal di Surabaya informasi dari mesin otomatis saat kita di lampu merah, dan ini terjadi dalam bus ketika mendekati halte STOP terdiri dari tiga bahasa, Inggris, Indonesia, dan Suroboyo. 

Pengalaman yang paling berkesan adalah, ketika kami mulai resah karena belum melaksanakan sholat Ashar sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 16.15 WIB. Luar biasa! Bus berhenti di sebuah gedung parkir yang dikelola oleh Dinas Perhubungan kota Surabaya. Kami diberi kesempatan untuk melaksanakan sholat, sarana musholla yang bagus, ruang tunggu yang nyaman, kantin mini, dan parkir khusus perempuan.

dokpri

Saya kagum dan merasa tinggal di negeri yang sangat menjunjung tinggi hak dan kewajiban masyarakat, khususnya saya sebagai muslim. Setelah semua penumpang dihimbau kembali ke bus karena jam keberangkatan sudah tiba. Pembelajaran terakhir adalah membuat keputusan, rute yang kami jalani adalah UNESA kampus Lidah Kulon menuju kampus ITS-Sukolilo artinya kampus ujung kulon dan ujung wetan (ujung barat- ujung timur), perjalanan ditempuh selama 2 jam membuat resah anak berusia 4,5 tahun.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline