Lihat ke Halaman Asli

Wadidaw

Seorang yang peduli akan kisah

Saat Persija "Benar" Mengaum

Diperbarui: 12 Desember 2018   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah penantian 17 tahun, akhirnya gelar juara itu tiba. Walaupun saya tidak terlalu intens mengikuti perkembangan, namun ada rasa bahagia. Banyak tangis, keringat hingga darah guna memajukan Sepakbola Indonesia. Persoalan antar Supporter Klub, kisruh PSSI, persoalan pendanaan hingga janji-janji stadion sebagai markas begitu mewarnai.

Generasi supporter silih berganti, tak tergerus jaman bahkan semakin masif terlebih didukung perkembangan teknologi. Masih teringat, 7 Oktober 2001 silam, berstatus pelajar, saya bersama puluhan ribu supporter memadati Stadion Senayan. Persija vs PSM dalam laga final, panas dan keras. Saya berada di salah satu tribun yang "panas", karena persis di sebelahnya, hanya dibatasi teralis besi, supporter PSM berada.

Dari pemberitaan, Juku Eja supporter PSM bak air bah memasuki Jakarta menaiki kapal Fery langsung dari Makassar Kota asalnya. Tanjung Priok riuh ramai para supporter.

Pertandingan ini begitu menyedot perhatian. PSM skuad yang kuat kala itu sekaligus Juara tahun sebelumnya, bertabur pemain bintang seperti Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, Miro Baldo Bento dan Hendro Kartiko sang penjaga gawang legendaris. 

Bagaimana Persija, kala itu bahkan tidak diprediksi menang dan bukan skuad penuh bintang. Hanya Bambang Pamungkas harapan kami. Melihat hal tersebut, wajib rasanya bagi PSM mempertahankan gelar juara.

Pertandingan nyata membuktikan kualitas, bekal tuan rumah dan yel-yel The Jakmania membakar semangat pemain Persija. Tak butuh waktu lama, Persija membuka dengan goal Imran Nahumamury pada 3 menit awal, tidak cukup dengan itu, Bambang Pamungkas menambahkan kembali 2 gol tambahan. 

Babak pertama memang diatas angin, babak kedua PSM langsung menggempur, 2 gol disumbangkan Bento dan Kurniawan. Persija main aman sepertinya, hingga akhir kedudukan 3-2. Persija menang!!!

Pada hari itu, gelar juara Liga 1 pun diraih Persija. Sontak euforia kebahagiaan memuncak. The Jakmania merayakan dengan gempita, sadar ini adalah momentum yang perlu diingat, direkam, dirasa sendiri. Wajar, tahun itu tiada smartphone, berita sepakbola hanya didapat dari koran-koran dan televisi. 

Tabloid Bola, Ole, GO begitu mengena. Apalagi bonus poster para pemain. Namun tabloid itu sudah gugur. Saya sendiri kala itu tak punya foto, twitter, fb, ig bahkan sms pun tak bisa, hahaha....

Tahun kompetisi 2018 ini dan tahun-tahun belakangan saya sudah tidak menonton, sudah lupa sepertinya....hehe. Tulisan ini terjadi spontan, kala melihat Bambang Pamungkas aka BePe ikut mengangkat piala. Saya pikir Liga 1 2001 ternyata oalah... sebegitu kupernya saya di Sepakbola Indonesia kini. 

Seperti de Javu, pada masa awal ikut Jakmania Ketum Ferry dengan BePe ikon Persija. Kini 2018 sama pula Ketumnya dengan BePe sebagai pemain sekaligus legenda disamping Simic.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline