Lihat ke Halaman Asli

Langkah Kaki yang Mendung

Diperbarui: 5 Oktober 2021   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langit mendung bersama gerimis mengiringi pagi harinya, pintu kaca yang masih terkunci perlahan dibukanya. Satu persatu mesin dan peralatan lainnya mulai dinyalakan, pagi itu pikirannya belum sepenuhnya tenang. Bayangan lelaki tua yang ditemuinya masih tersisa dalam pikiran. 

Dua orang peseda menyimpan sepedanya, keduanya melangkah masuk memesan minuman yang satu pesan kopi dan satu lagi coklat. Lalu memilih tempat duduk diluar yang langsung menyentuh dengan hijaunya tanaman hias.

Murid-murid sekolah satu persatu keluar dari kelas. Mereka berlari untuk sekedar melepas diri dari pusingnya pelajaran sekolah. Belajar langsung dengan daring tiada bedanya pendidikan dengan sistemnya terasa membebani. Minggu-minggu ini guru yang sudah lama mengabdi mencoba peruntungannya agak hidup lebih baik. Tes p3k walau statusnya masih kontrak paling tidak uang yang didapat bisa lebih banyak

Lagu dengan dentuman yang semangat terdengar dari sisi kiri dan kanan. Suasana kedai seolah hidup dengan lagu-lagu barat berbahasa inggris, kalau sore kebanyakan permintaan lagu yang diputar dari boyband dan penyanyi korea. Anak remaja memang cinta gila dengan boyband Korea . 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline