Lihat ke Halaman Asli

Hamdanul Fain

Antropologi dan Biologi

Puisi | Pelukis Malam

Diperbarui: 14 Juli 2024   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Matanya melahap pantulan lampu jalanan yang melompat dari butir-butir salju

Jari-jari tangannya masih enggan berpisah dengan sebatang kuas

Api di dada membuatnya mati rasa untuk sementara

Belum cukup waktu yang ia habiskan untuk mencubit separuh suasana ke dalam kanvas di hadapannya

Dialah pelukis malam

Memotong helai-helai malam

Kemudian merajutnya menggunakan kuas dan kanvas

Ada dua kali 365 potongan malam ia koleksi

Tanpa ingin terlewati satu saja

Bukan tanpa sebab

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline