Subuh mendekat dan kabut masih pekat
Jemarimu mulai takut
Meskipun hanya untuk menekan tombol like
Jari-jari itu membisu, apalagi lidahmu
Hanya akan menonton pertunjukan yang ambigu, matamu.. hatimu.. beku
Sebelum matahari terbit,
Lampu-lampu telah padam
Satu, dua, beberapa masih berkedip
Namun tidak cukup untuk menerangi keberanian yang mulai menggigil
Takut hak-haknya dicungkil
Karena keadilan telah mengerdil
Dilumat sedikit demi sedikit oleh kerakusan yang tamak dan tak jinak
Kebisuan semakin menjadi
Ketika jingga mencuat dan matahari tampak berenang-renang
Saat itu, pikiranmu tidak tenang
Itupun jika masih sanggup untuk berpikir
Karena sebagian sudah tak waras
Ikut memeras dan menjilati keringat-keringat mereka yang tertindas
Panggung-panggung dihiasi drama ambigu
Seambigu hatimu yang merindu petang segera tiba atau kembali pada malam sebelum subuh memekat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H