Lihat ke Halaman Asli

Hamdanul Fain

Antropologi dan Biologi

Sandiwara Politik di DKI Jakarta dan Film Tilik

Diperbarui: 7 Januari 2022   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Aksi carmuk salah satu ketua partai politik di hadapan Presiden Joko Widodo tiba-tiba saja mengingatkan saya pada film Tilik. Apalagi belakangan ini dikabarkan nyungsep ketika sidak ke ranah yang bukan tupoksi dan kewenangannya. Di dalam hati saya yakin, presiden Jokowi tidak akan semudah itu percaya dan terbujuk rayuan udang di balik batu macam itu. Presiden Jokowi cukup cerdas sehingga tidak akan mudah jatuh hati dengan sandiwara begitu.

Sandiwara politik di DKI Jakarta, semakin terasa karena tahun ini masa jabatan gubernurnya akan berakhir. Dua tahun kemudian akan disambut dengan perhelatan pemilihan presiden untuk menerima estafet kepemimpinan pasca Jokowi 2024 nanti.

Semuanya sedang bersandiwara, sebut saja begitu. Termasuk saya, mungkin. Seolah mengerti politik, padahal tidak. Jika anda tidak berkenan, silakan tinggalkan tulisan ini, jangan dibaca. Tutup saja browser anda atau baca berita-berita di kompas saja.

Saya teringat tokoh rekaan dalam film Tilik, bu Tedjo. Sempat viral bukan? Beberapa tahun lalu. Ada juga yu Ning, dan Dian, si kembang desa, keponakan yu Ning. Satu lagi, gotrek, supir truk yang mengantarkan ibu-ibu menjenguk.

Bu Tedjo, sungguh tampak menggambarkan kelakuan sandiwara politik yang penuh dengan nyinyir, menjelek-jelekkan lawan politik sembari berusaha merayu untuk mendapatkan simpati penguasa. Rayuan yang jelas ada gajah di balik batu, seperti kata wali band. Sayangnya, batunya tidak mampu menyembunyikan wajah asli si gajah.

Yu Ning, bukan penyuka gosip. Berusaha objektif dan mau merangkul semuanya. Saya seolah merasa, presiden Jokowi sedang berada di posisi ini di dalam pusaran sandiwara politik di DKI Jakarta akhir-akhir ini.

Dian si kembang desa, sekaligus keponakan yu Ning, seakan mencerminkan posisi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Primadona (kalau tidak bisa disebut primadono atau primadoni; just kidding), ya sepertinya dialah primadona persandiwaraan politik di DKI Jakarta saat ini. Meskipun ada beberapa lakon lain yang digadang-gadang, misalnya bu Risma dan Gibran.

Gotrek, siap mengantarkan kemana ibu-ibu pergi. Cukup mewakili partai dalam sandiwara politik di DKI Jakarta. Gotrek yang sudah beristri itu, ternyata diam-diam mengidolakan atau sebut saja bersimpati kepada si kembang desa keponakan yu Ning, yang kerap menjadi sasaran nyinyir bu Tedjo. Sampai-sampai gotrek dijewer oleh istrinya. Rasa-rasanya, partai-partai di DKI Jakarta sungguh kesemsem dengan Anies. Diam-diam bersimpati kepadanya. Satu hal yang saya tidak mengerti, siapa yang menjewer kuping parpol-parpol di DKI Jakarta?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline