Ramadhan tahun 2020 lalu dan tahun 2021 ini masih terasa sama. Iya, benar-benar sama. Apa itu?
Masyarakat di daerah saya masih tetap saja ngeyel, sholat berjamaah tanpa melaksanakan protokol covid-19. Benar, masih ada lho yang sholat berjamaah di masjid tanpa mengenakan masker dan jaga jarak.
Tidak semua masjid di daerah saya tinggal (Lombok Barat dan Mataram) menggunakan protokol covid-19. Jamaah yang seharusnya menggunakan masker malah santai saja tidak bermasker. Shaf sholat yang seharusnya diberikan jarak minimal satu meter, tetap saja berhimpitan antara pinggiran kaki atau pundak jamaah. Selesai sholat seharusnya tidak bersentuhan, malah tetap saja bersalaman.
Memang ada saja beberapa orang yang sadar pentingnya menggunakan masker, jaga jarak, dan tidak bersentuhan. Akan tetapi, terpaksa harus ikutan di dalam jamaah yang tidak mempedulikan protokol covid-19. Mengenakan masker sendirian, di tengah barisan sholat yang tidak mengindahkan protokol covid-19, terkadang membuat minder sendiri. Beda sendiri, hasilnya mereka terkadang memilih sholat sendiri di rumah. Beberapa lainnya, memilih sholat berjamaah di masjid yang patuh dengan protokol covid-19.
Di sekitar tempat saya tinggal dan saya tahu menggunakan protokol covid-19, misalnya: Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara Barat alias Masjid Hubbul Wathon. Ada juga masjid Aisyah Lawata. Selama awal bulan suci ini, saya lebih memilih untuk sholat isya dan tarawih berjamaah di Islamic Center NTB Masjid Hubbul Wathon. Di masjid yang menjadi ciri khas di pulau seribu masjid ini, kegiatan tarawih dilaksanakan dengan satu juz al quran per malam. Sehingga, satu bulan khatam 30 juz.
Di penutup tulisan singkat ini, saya berharap agar jamaah senantiasa sadar dan mematuhi protokol covid-19 dalam beribadah. Semuanya demi kebaikan bersama, bukan kebaikan orang per orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H