Lihat ke Halaman Asli

Hamdanul Fain

Antropologi dan Biologi

Janji

Diperbarui: 11 Januari 2021   13:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Janji itu meluncur sebatas gelombang dan menghilang
Rupanya ia menubruk sekat khayalan dan tidak bisa keluar ke alam nyata
Ialah angan-angan kosong
Lebih berbahaya daripada pepesan kosong
Karena dikelilingi halusinasi memabukkan.

Janji itu pernah menggoda gendang telinga
Membuat dada bedegup kencang
Dan dengan lantang meneriakkan sorak sorai euforia
Memenuhi dunia dalam berita
Namun semuanya menjadi basi, berjamur, berdatangan belatung.

Janji itu dibayar janji lain
Berulang-ulang sampai tidak tampak mana janji dan mana halusinasi
Ia yang memberi janji, terus saja naik ke puncak singgasana megah
Yang di bawahnya tampak lapuk dan pincang
Ketidakseimbangan itu, rupanya diganjal dengan menyelipkan nasib manusia
Diselipkan dengan menekuk punggungnya sampai merunduk
Rintihannya disumpal sedalam-dalam sumpalan
Hampir-hampir tembus ke kerongkongan.

Tidak ada lagi nyali menagih janji
Hanya benalu, beberapa burung gagak, serigala-serigala, dan beberapa anjing liar yang mencari makan dari muntahan-muntahan yang tercecer.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline