Lihat ke Halaman Asli

Hamdanul Fain

Antropologi dan Biologi

Puisi | Di Puncak Bukit Sembalun

Diperbarui: 15 Januari 2020   15:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: detik.com

Di atas puncak sembalun

Kita terpesona
Penuh rasa takjub
dan syukur

Di waktu itu
Belumlah musim penghujan
Tapi hamparan sawah
Kebun palawija
Berbaris
Seakan mozaik
Puzel kotak-kotak
Hijau terang
Berselingan hijau gelap
Ada juga kemuning
Diterpa berkas sinar matahari sore

Di puncak bukit sembalun
Ramai-ramai berfoto dan selfie
Bukit yang curam
Badan yang oleng
disiram hembusan angin gunung
Tak membuat surut
Rupanya takut telah mati rasa
Dicabut pesona
Puncak dan lembah sembalun

Di puncak bukit itu
Sembalun
Kita bersorak
Euforia kenikmatan
Lupa bencana gempa
Tujuh skala richter
Tahun lalu

Di puncak bukit Sembalun
Seluruh dunia mengakui
Turis yang berdatangan
Sumber perapian dapur
Agar perut dan dahaga
Berhenti bergejolak

Stroberi dan bermacam sayur
Petik saja sendiri
Biar terngiang
dan banyaklah cerita
untuk kawan dan keluarga
Kopi Sembalun seruput saja
Mumpung dingin mengerutkan jemari
Di dalam gelas tembikar
Tentu aromanya menancap
di hati

Lelah maka rebahlah
Tidurkan biar lebur
dalam kantuk
Di dalam kamar homestay
Mimpimu bangkit
dan berlarian kembali
ke arah bukit dan lembah sembalun
Rupanya begitu cintanya
dirimu

Di puncak bukit Sembalun
Diramaikan doa
Ditanami kepedulian
Biarkan bersih
dan tetap hijau

Di puncak bukit Sembalun
Cintamu pada alam
Semakin bersemi

Semoga...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline