Lihat ke Halaman Asli

Hamdanul Fain

Antropologi dan Biologi

[Cerpen] Para Pelempar

Diperbarui: 2 Desember 2019   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Ilustrasi pribadi


"Mobil dinas yang saya tumpangi sempat kesulitan melintas di jalanan Desa Mancur. Jalannya sempit, penuh bebatuan, berlubang, dan lumpur, jadi terlambat rapat."

Begitu twit pak bupati kesal. Mantan Kepala Desa Mancur dua tahun lalu itu kurang mampu membendung emosi dinginnya.

Jagat negeri alam twitter seketika riuh. Bersimpati pada pak Bupati. Twit-twit memojokkan Kepala Desa Mancur membanjiri layar pecinta dunia maya.

"Kades ora becus. Tidur mulu!"

"Suruh aja Kades tuh yang gendong bapak supaya gak telat."

"Terharu dengan pak bupati, bela-belain dateng telat, biarpun jalan penuh taburan rintangan. Pak Kades hayo tanggung jawab!"

Begitulah, kira-kira isi twit yang meramaikan pandangan hape netizen twiterian.

**

Sebagian besar orang receh jadi bingung. Paradoks. Media online dan cetak kompak mengharu-biru menceritakan kegigihan pak bupati yang terpaksa terobos jalan jelek Desa Mancur demi hadiri rapat. Frame di lembar utama malah Kepala Desa Mancur yang baru menjabat dipojokkan sampai compang-camping.

Gelisah. Masyarakat yang kewarasannya masih stabil tiba-tiba labil. Terguncang.

**

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline